Entri Populer

17 November 2011

Hukum Berpacaran dalam Islam

Pacaran yang sudah 
merupakan fenomena 
mengejala dan bahkan 
sudah seperti jamur 
dimusim hujan menjadi 
sebuah ajang idola bagi 
remaja . Cinta memang 
sebuah anugerah, cinta 
hadir untuk 
memaniskan hidup di 
dunia apalagi rasa cinta 
kepada lawan jenis, 
sang pujaan hati atau 
sang kekeasih hati 
menjadikan cinta itu 
begitu terasa manis 
bahkan kalo orang bilang 
bila orang udah cita 
maka empedu pun 
terasa seperti gula. 
Begitulah cinta, sungguh 
hal yang telah banyak 
menjerumuskan kaum 
muslimin ke dalam 
jurang kenistaan 
manakala tidak berada 
dalam jalur rel yang 
benar. Mereka sudah 
tidak tahu lagi mana 
cinta yang dibolehkan 
dan mana yang dilarang. 
Kehidupan seorang 
muslim atau muslimah 
tanpa pacaran adalah 
hambar, begitulah kata 
mereka. Kalau dikatakan 
nggak usah kamu 
pacaran maka serentak 
ia akan mengatakan " 
Lha kalo nggak pacaran, 
gimana kita bisa ngenal 
calon pendamping 
kita ?". kalo dikatakan 
pacaran itu haram akan 
dikatakan, " pacaran 
yang gimana dulu.". 
Beginilah keadaan kaum 
muda sekarang, racun 
syubhat, dan racun 
membela hawa nafsu 
sudah menjadi sebuah 
hakim akan hukum 
halal-haram, boleh dan 
tidak. Tragis memang 
kondisi kita ini, 
terutama yang 
muslimah. Mereka para 
muslimah kebanyakan 
berlomba-lomba untuk 
mendapatkan sang 
pacar atau sang 
kekasih, apa sebabnya, 
" Aku takut nggak 
dapat jodoh ". Muslimah 
banyak ketakutannya 
tentang calon 
pendamping, karena 
mereka tahu bahwa 
perbandingan laki-laki 
dan perempuan adalah 
1 : 5. Tapi apakah jalan 
pacaran sebagai 
penyelesaian ? 
Jawabnya Tidak. 
Bagaimana bisa, kita 
ikuti selengkapnya 
pembahasan ini sebagai 
berikut, ( diambil dari 
buku Pacaran dalam 
Kacamata Islam karya 
Abdurrahman al- 
Mukaffi) 
Dikatakan beliau bahwa 
pacaran dikategorikan 
sebagai nafsu syahwat 
yang tidak dirahmati 
oleh Allah, karena ketiga 
rukun yang 
menumbuhkan rasa 
cinta menyatu di luar 
perkawinan. Hal ini 
dilakukan dengan dalih 
sebagai suatu 
penjajakan guna 
mencari partner yang 
ideal dan serasi bagi 
masing-masing pihak. 
Tapi dalam 
kenyataannya masa 
penjajakan ini tidak 
lebiih dimanfaatkan 
sebagai pengumbaran 
nafsu syahwat 
semata-mata, bukan 
bertujuan secepatnya 
untuk melaksanakan 
perkawinan 
Hal ini tercermin dari 
anggapan mereka 
bahwa merasakan ideal 
dalam memilih partner 
jika ada sifat-sifat 
sebagai berikut : 
Mereka merasa 
beruntung sekali jika 
selalu dapat berduaan, 
dan berpisah dalam 
waktu pendek saja 
tidak tahan rasanya. 
Dan keduanya merasa 
satu sama lain saling 
memerlukan. 
Mereka merasa cocok 
satu sama lainnya. 
Karena segala 
permasalahan yang 
sedang dihadapi dan 
dirasakan menjadi 
masalah yang perlu 
dicari pemecahannya 
bersama. Hal ini 
dimungkinkan karena 
mereka satu dengan 
lainnya merasa dapat 
mencapai saling 
pengertian dalam 
seluruh aspek 
kehidupannya. 
Mereka satu sama lain 
senantiasa berusaha 
sekuat tenaga untuk 
menuruti kemauan sang 
kekasih. Hal ini 
dimungkinkan karena 
perasaan cinta yang 
telah tumbuh secra 
sempurna dengan 
pertautan yang kuat. 
Tapi tanpa disadari, 
pacaran itu sendiri telah 
melambungkan 
perasaan cinta maki 
tinggi. Di sisi lain pacaran 
menjurus pada 
hubungan intim yang 
merusak cinta, 
melemahkan dan 
meruntuhkannya. 
Karena pada 
hakekatnya hubungan 
intim dalam pacaran 
adalah tujuan yang 
hendak dicapai dalam 
pacaran. Oleh karena itu 
orang yang pacaran 
selalu mendambakan 
kesyahduan. Dengan 
tercapainya tujuan 
tersebut kemungkinan 
tuntutannya pun 
mereda dan gejolak 
cintanya melemah. 
Hingga kebencian 
menghantui si bunga 
yang telah layu, karena 
si kumbang belang telah 
menghisap kehormatan 
secara haram. 
Tak ubahnya seperti 
apa yang dinginkan oleh 
seorang pemuda untuk 
memadu cinta dengan 
dara jelita kembang 
desanya. dalam 
pandangannya sang 
dara tampak begitu 
sempurna. Higga kala itu 
pikiran pun hanyut, 
malam terkenang, siang 
terbayang, maka tak 
enak, tidur pun tak 
nyenyak, selalu 
terbayang si dia yang 
tersayang. Hingga tunas 
kerinduan menjamur 
menggapai tangan, 
menggelitik sambil 
berbisik. Bisikan nan 
gemulai, tawa-tawa 
kecil kian membelai, 
canda-canda hingga 
terkulai, karena asyik, 
cinta pun telah 
menggulai. Menggulai 
awan yang 
mengawang, merobek 
cinta yang tinggi 
membintang, hingga 
luka mengubur cinta..... 
Bagaimana pandangan 
Ibnu Qoyyim tentang 
hal ini ? Kata Ibnu 
Qoyyim, " Hubungan 
intim tanpa pernikahan 
adalah haram dan 
merusak cinta. Malah, 
cinta diantara keduanya 
akan berakhir dengan 
sikap saling membenci 
dan bermusuhan. 
Karena bila keduanya 
telah merasakan 
kenikmatan dan cita 
rasa cinta, tidak boleh 
tidak akan timbul 
keinginan lain yang tidak 
diperoleh sebelumnya. " 
" Bohong !" Itulah 
pandangan mereka 
guna membela hawa 
nafsunya yang dimurkai 
Allah, yakni berpacaran. 
Karena mereka telah 
tersosialisasi dengan 
keadaan seperti ini, 
seolah-olah 
mengharuskan adanya 
pacaran dengan 
bercintaan secara 
haram. Bahkan lebih dari 
itu mereka berani 
mengikrarkan, bahwa 
cinta yang dilahirkan 
bersama dengan sang 
pacar adalah cinta suci 
dan bukan cinta birahi. 
Hal ini didengung- 
dengungkan, 
dipublikasikan dalam 
segala bentuk media, 
entah cetak maupun 
elektronika. Entah yang 
legal maupun ilegal. 
Padahal yang 
diistilahkan kesucian 
dalam islam adalah 
bukanlah semata-mata 
kepemudaan, kegadisan 
dan selaput dara saja. 
Lebih dari itu, kesucian 
mata, telinga, hidung, 
tangan dan sekujur 
anggota tubuh, bahkan 
kesucian hati wajib 
dijaga. Zinanya mata 
adalah berpandangan 
dengan lawan jenis 
yang bukan muhrimnya, 
zinanya hati adalah 
membayangkan dan 
menghayal, zinannya 
tangan adalah 
menyentuh tubuh 
wanita yang bukan 
muhrim. Dan pacaran 
adalah refleksi 
hubungan intim, dan 
merupakan ring empuk 
untuk memberi 
kesempatan terjadinya 
segala macam zina ini. 
Rasulullah bersabda, 
" Telah tertulis atas 
anak adam nasibnya 
dari hal zina. Akan 
bertemu dalam 
hidupnya, tak dapat 
tidak. Zinanya mata 
adalah melihat, zina 
telinga adalah 
mendengar, zina lidah 
adalah berkata, zina 
tangan adalah 
menyentuh, zina kaki 
adalah berjalan, zina 
hati adalah ingin dan 
berangan-angan. 
Dibenarkan hal ini oleh 
kelaminnya atau 
didustakannya." 
Jika kita sejenak mau 
introspeksi diri dan 
mengkaji hadist ini 
dengan kepala dingin 
maka dapat dipastikan 
bahwa segala macam 
bentuk zina terjadi 
karena motivasi yang 
tinggi dari rasa tak 
pernah puas sebagai 
watak khas makhluk 
yang bernama manusia. 
Dan kapan saja, diman 
saja, perasaan tak 
pernah puas itu selalu 
memegang peranan. 
Seperti halnya dalam 
berpacaran ini. Pacaran 
adalah sebuah proses 
ketidakpuasan yang 
terus berlanjut untuk 
sebuah pembuktian 
cinta. Kita lihat secara 
umum tahapan dalam 
pacaran. 
Perjumpaan pertama, 
yaitu perjumpan 
keduanya yang belum 
saling kenal. Kemudian 
berkenalan baik melalui 
perantara teman atau 
inisiatif sendiri. hasrat 
ingin berkenalan ini 
begitu menggebu 
karena dirasakan ada 
sifat2 yang menjadi 
sebab keduanya 
merasakan getaran 
yang lain dalam dada. 
Hubungan pun berlanjut, 
penilaian terhadap sang 
kenalan terasa begitu 
manis, pertama ia nilai 
dengan daya tarik fisik 
dan penampilannya, 
mata sebagai juri. 
Senyum pun mengiringi, 
kemudian tertegun 
akhirnya , akhirnya 
jantung berdebar, dan 
hati rindu menggelora. 
Pertanyaan yang timbul 
kemudaian adalah kata- 
kata pujian, kemudian ia 
tuliskan dalam buku 
diary, "Akankah ia 
mencintaiku." Bila 
bertemu ia akan 
pandang berlama-lama, 
ia akan puaskan rasa 
rindu dalam dadanya. 
Pengungkapan diri dan 
pertalian, disinilah tahap 
ucapan I Love You, "Aku 
mencintaimu". Si Juliet 
akan sebagai penjual 
akan menawarkan 
cintanya dengan rasa 
malu, dan sang Romeo 
akan membelinya 
dengan, "I LOve You". 
Jika Juliet diam dengan 
tersipu dan tertunduk 
malu, maka sang 
Romeo pun telah cukup 
mengerti dengan sikap 
itu. Kesepakatan pun 
dibuat, ada ijin sang 
romeo untuk datang 
kerumah, "Apel 
Mingguan atau 
Wakuncar ". Kapan pun 
sang Romeo pengin 
datang maka pintu pun 
terbuka dan di sinilah 
mereka akan 
menumpahkan 
perasaan masing- 
masing, persoalanmu 
menjadi persoalannya, 
sedihmu menjadi 
sedihnya, sukamu 
menjadi riangnya, 
hatimu menjadi hatinya, 
bahkan jiwamu menjadi 
hidupnya. Sepakat 
pengin terus bersama, 
berjanji sehidup semati, 
berjanji sampai rumah 
tangga. Asyik dan 
syahdu. 
Pembuktian, inilah 
sebuah pengungkapan 
diri, rasa cinta yang 
menggelora pada sang 
kekasih seakan tak 
mampu untuk menolak 
ajakan sang kekasih. " 
buktikan cintamu 
sayangku". Hal ini 
menjadikan perasaan 
masing-masing saling 
ketergantungan untuk 
memenuhi kebutuhan 
diantara keduanya. Bila 
sudah seperti ini ajakan 
ciuman bahkan 
bersenggama pun sulit 
untuk ditolak. 
Na'udzubillah 
Begitulah akhirnya 
mereka berdua telah 
terjerumus dalam nafsu 
syahwat, tali-tali iblis 
telah mengikat. Mereka 
jadi terbiasa jalan 
berdua bergandengan 
tangan, canda gurau 
dengan cubit sayang, 
senyum tawa sambil 
bergelayutan, dan cium 
sayang melepas abang. 
Kunjungan kesatu, 
kedua, ketiga, 
keseratus, keseribu, 
dan yang tinggal 
sekarang adalah 
suasana usang, bosan, 
dan menjenuhkan 
percintaan . Segalanya 
telah diberikan sang 
juliet, Juliet pun 
menuntut sang Romeo 
bertanggung jawab ? 
Ternyata sang romeo 
pergi tanpa pesan 
walaupun datang 
dengan kesan. Sungguh 
malang nasib Juliet. 
Wahai para Muslimah 
sadarlah akan lamunan 
kalian , bayang-bayang 
cinta yang suci, 
bukanlah dengan 
pacaran , cobalah 
pikirkan buat kamu 
muslimah yang masih 
bergelimang dengan 
pacaran atau kalian 
wahai pemuda yang 
suka gonta-ganti pacar. 
Cobalah jawab dengan 
hati jujur pertanyaan- 
pertanyaan berikut dan 
renungkan ! Kami 
tanya : 
Apakah kamu dapat 
berlaku jujur tentang hal 
adegan yang pernah 
kamu kamu lakukan 
waktu pacaran dengan 
si A,B,C s/d Z kepada 
calon pasangan yang 
akan menjadi istri atau 
suami kamu yang 
sesungguhnya ? Kalau 
tidak kenapa kamu 
berani mengatakan, 
pacaran merupakan 
suatu bentuk 
pengenalan kepribadian 
antara dua insan yang 
saling jatuh cinta 
dengan dilandasi sikap 
saling percaya ? 
Sedangkan kenapa 
kepada calon pasangan 
hidup kamu yang 
sesungguhnya kamu 
berdusta ? Bukankah 
sikap keterbukaan 
merupakan salah satu 
kunci terbinanya 
keluarga sakinah? 
Mengapa kamu pusing 
tujuh keliling untuk 
memutuskan 
seseorang menjadi 
pendamping hidupmu ? 
Apakah kamu takut 
mendapat pendamping 
yang setelah sekian kali 
pindah tangan ? " Aku 
ingin calon pendamping 
yang baik-baik" Kamu 
katakan seperti ini tapi 
mengapa kamu begitu 
gemar pacaran, hingga 
melahirkan korban baru 
yang siap pindah tangan 
dengan kondisi " Aku 
bukan calon pendamping 
yang baik" , bekas dari 
tanganmu, sungguh 
bekas tanganmu ? 
Jika kamu disuruh 
memilih diantara dua 
calon pasangan hidup 
kamu antara yang satu 
pernah pacaran dan 
yang satu begitu teguh 
memegang syari'at 
agama, yang mana 
yang akan kamu pilih ? 
Tentu yang teguh 
dalam memegangi 
agama, ya Khan ? Tapi 
kenapa kamu 
berpacaran dengan yang 
lain sementara kamu 
menginginkan 
pendamping yang 
bersih ? 
Bagaimana perasaan 
kamu jika mengetahui 
istri/ suami kamu 
sekarang punya 
nostalgia berpacaran 
yang sampai terjadi 
tidak suci lagi ? Tentu 
kecewa bukan kepalang. 
Tetapi mengapa 
sekarang kamu 
melakukan itu kepada 
orang yang itu akan 
menjadi pendamping 
hidup orang lain ? 
Kalaupun istri/suami 
kamu sekarang mau 
membuka mulut 
tentang nostalgia 
berpacaran sebelum 
menikah dengan kamu. 
Apakah kamu percaya 
jika dia bilang kala itu 
kami berdua hanya 
bicara biasa-biasa saja 
dan tidak saling 
bersentuhan tangan ? 
Kalau tidak kenapa 
ketika pacaran 
bersentuhan tangan 
dan berciuman kamu 
bilang sebagai bumbu 
penyedap ? 
Jika kamu nantinya 
sudah punya anak 
apakah rela punya anak 
yang telah ternoda ? 
Kalau tidak kenapa 
kamu tega menyeret 
Ortu kamu ke dalam 
neraka Api Allah ? Kamu 
tuntut mereka di 
hadapan Allah karena 
tidak melarang kamu 
berpacaran dan tidak 
menganjurkan kamu 
untuk segera menikah. 
Karena itu wahai 
muslimah dan kalian 
para pemuda kembalilah 
ke fitrah semula. Fitrah 
yang telah menjadi 
sunattullah, tidak 
satupun yang lari 
daripadanya melainkan 
akan binasa dan hancur. 
Inti dari pembahasan 
ini adalah "PACARAN 
ITU HARAM"