Entri Populer

13 Maret 2012

Beginilah Cara Mencintai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam


JurnalGhurabba- Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Mencintai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam termasuk ushul iman (pokok keimanan) yang bergandengan dengan cinta kepada Allah 'Azza wa Jalla. Allah telah menyebutkannya dalam satu ayat dengan menyertakan ancaman bagi orang yang lebih mendahulukan kecintaan kepada kerabat, harta, negara serta lainnya daripada cinta kepada keduanya.
Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. Al-Taubah: 24)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa'di  dalam Tafsirnya Taisir al-Karim al-Rahman fi Tafsiir Kalaam al-Mannan berkata, "Dan ayat yang mulia ini adalah dalil paling agung menunjukkan wajibnya mencintai Allah dan Rasul-Nya, mendahulukannya atas kecintaan segala sesuatu. Juga menunjukkan ancaman keras dan kebencian sangat atas orang yang lebih mencintai salah satu dari yang telah disebutkan daripada Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya."
Kemudian Syaikh Sa'di menyebutkan tanda-tandanya, "Adalah apabila hadir padanya dua perkara yang bertentangan. Salah satunya dicintai Allah dan Rasul-Nya dan tidak disukai oleh jiwanya. Sementara yang lain disukai dan diinginkan oleh jiwanya. Tapi ia mengesampingkan apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Atau ia menguranginya. Maka jika ia mengutamakan apa yang disuka oleh nafsunya atas apa yang Allah cintai, hal itu menunjukkan bahwa ia berlaku zalim dan meninggalkan apa diwajibkan atasnya."
Keimanan seorang muslim tidak akan sempurna kecuali dengan mencintai utusan Allah kepada mereka, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan, tidak sah imannya kecuali dengan lebih menghormati kedudukan beliau daripada ayahnya, anaknya, dan orang telah berbuat baik dan membantunya. Siapa yang tidak memiliki aqidah seperti ini, maka bukan seorang mukmin.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, sampai aku lebih ia cintai daripada anaknya, orangtuanya, dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menurut Ibnu Baththal, makna hadits ini adalah orang yang sempurna imannya pasti tahu bahwa hak Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih utama baginya daripada hak bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia. Karena melalui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kita terselamatkan dari neraka dan diselamatkan dari kesesatan.
Bahkan, tidak sah imannya kecuali dengan lebih menghormati kedudukan beliau daripada ayahnya, anaknya, dan orang telah berbuat baik dan membantunya. Maka Siapa yang tidak memiliki aqidah seperti ini, maka bukan seorang mukmin.
Ketika Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menggambarkan kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan  menempatkan posisi cintanya kepada beliau di bawah kecintaannya terhadap dirinya sendiri, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menafikan kesempurnaan imannya hingga dia menjadikan cintanya kepada beliau di atas segala-galanya.
Maka wajib mendahulukan dan mengutamakan kecintaan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam atas kecintaan kepada diri sendiri, anak, kerabat, keluarga, harta, dan tempat tinggal serta segala sesuatu yang sangat dicintai manusia.
Memang setiap orang berhak untuk mengklaim dirinya sebagai pencinta Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun klaim tersebut tidak akan bermanfaat jika tidak dibuktikan dengan ittiba’ (mengikuti sunnahnya), taat dan berpegang teguh pada petunjuknya. Karena berittiba' kepada beliau merupakan tuntutan dari keyakinan bahwa beliau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Beliau dijadikan sebagai suri teladan yang harus ditiru, dicontoh, dan diikuti dalam perjalann untuk ke surga.
Allah Ta'ala berfirman,
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ الآخِر
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. al-Ahzab: 21)
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan agar mengambil setiap yang beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam berikan dari urusan dien ini dan meningalkan apa yang beliau larang.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (QS. Al-Hasyr: 7)
Hal tersebut karena beliau tidak berbicara tanpa bimbingan wahyu dan menuruti hawan nafsu, "Dan tiadalah yang diucapkannya itu  menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)," QS. Al-Najm: 3-4)
Sehingga seorang pecinta Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam akan membenarkan setiap yang beliau beritakan, mentaati apa yang beliau perintahkan, meninggalkan apa yang beliau larang, dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang disyariatkannya.
Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31)
Jujurnya orang yang beriman kepada Allah, mengharapkan kecintaan dan ridha-Nya serta dimasukkan ke surga-Nya adalah dengan mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam semua keadaannya, dalam semua perkataan dan perbuatannya, pada persoalan pokok agama dan cabang-cabangnya, dalam batin dan dzahirnya. Maka siapa yang mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam itu menunjukkan benarnya pengakuan cinta kepada Allah Ta'ala.
Al Qadli 'Iyadh rahimahullah, berkata: "Di antara bentuk cinta kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah dengan menolong sunnahnya, membela syariahnya, berangan-angan hidup bersamanya, . . . "
Ibnu Rajab, dalam Fathul Bari Syarh Shahih al Bukhari, menyebutkan bahwa kecintaan bisa sempurna dengan ketaatan, sebagai firman Allah Ta'ala:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللّهُ
"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku." (QS. Ali Imran: 31)
Karenanya klaim cinta kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak dapat diterima dengan sekadar memeringati hari kelahiran beliau. Namun, perilakunya banyak menyimpang dan tidak sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]

12 Maret 2012

Inilah Titik Awal dari Kabangkitan ISLAM . LAWAN!

JurnalGhurabba - Alhamdulillah.. kemarin ( 09-03-2012) Segerombolan umat islam berkumpul dama 'aksi sejuta umat indonesia tanpa Liberal" aksi ini adalah bentuk dari perlawanan umat islam yang mulai gerah dengan tingkah laku para kaum kuffar dan munafik yang semakin berani dan kuarang ajar terhadapa umat islam . yang mana ,mereka sudah berani menghina Nabi Muhammad SAW ,Qur'an ,dan masih banyk pula hujataan2 mereka kepada umat islam yang saya anggap itu sudah melampaui batas. tetapi degan begitu , umat islam sekarang ini mualai tergerak . ya, jawabannya adalah pada aksi kemari itu . saya pribadi tidak menyangka bahwa ribuan umat islam akan mengikuti aksi tersebut . inilah tanda bahwa uamt Islam masih peduli dengan kemuliaanya peduli dengan agama yang HAQ ini . merek tidak mau membiarkan thagut2 berkeliaran . menurut pandangan saya pribadi aksi kemarin adalah aksi dimana disitu lah pergerakkan kebangkitan ISLAM yang mulia dimulai , pergerakkan peradaban islam dimulai. air  mata saya seakan ingin terus keluar , karena ternyata ... Subhanallah.. sungguh.. janji Alloh itu benar. dan ini membuat hati saya semakin yakin tentang kebesaran2 Allah Swt Dialah Tuhan yang Maha segalanya . terakhir.. pesan saya ialah .. janganlah pernah berhenti untuk menyiarkan , berdakwah, kemasyarakat suarakan ISLAM jangan takut dibilang Fundementalis,teroris dan segala macam fitnah2 mereka. tunjukan kepada mereka bahwa jika membela ISLAM adalah TERORIS maka, saksiakanlah kami adalah TERORIS . teruslah berjuang , hancurkan kebatilan . Bergabunglah bersama barisan perlawanan . Lawan!!
(Muhammad Novaldo Kahfi )

4 Maret 2012

Sebab yang menarik manusia pada kehidupan dunia

JurnalGhurabba-Sesungguhnya segala puji itu milik Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan kepada-Nya dan berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal-amal kami. Barang siapa diberi petunjuk Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkan. Dan barang siapa disesatkan Allah maka tidak ada yang dapat menunjukinya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS. Ali ‘Imran :102)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menta'ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (QS. Al Ahzab : 70-71)

“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu”. (QS. An Nisa’ : 1)

Dan aku bersaksi bahwa tiada llah kecuali Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah dan memberi nasehat kepada umat. Mudah- mudahan kesejahteraan dan keselamatan dicurahkan Allah kepada junjungan kita Muhammad saw, kepada keluarganya serta sahabat-sahabatnya,
Wa ba’du:

Diri seseorang merupakan perintangan pertama bagi mereka yang hendak melangkah di jalan jihad yang mendaki ini. Sebagaimana ucapan Ibnul Qoyyim rhm. “Ketahuilah bahwa diri itu merupakan gunung besar yang merintangi jalan mereka yang melangkah menuju keridloan Allah. Tidak mungkin seseorang bisa menempuh jalan tersebut sebelum ia melewati gunung yang besar itu”.

Jalan yang mendaki dan sulit ini… gunung yang besar ini, disertai pula dengan lembah-lembah, bukit-bukit dan jurang-jurang yang dalam. Syetan berdiri di atas puncaknya dan memperingatkan dengan maksud menakut-nakuti orang yang berusaha untuk mendaki puncak ketinggian tersebut. Perintang yang datangnya dari diri sendiri ini harus kamu lewati sehingga kamu sampai ke jalan Allah yang aman. Jalan keselamatan yang diterangi oleh wajah Allah swt.
Maka dari itu kamu harus mendaki gunung ini. Setiap mana seorang muslim mencoba untuk menaikinya, maka syetan meneriakinya, hawa nafsu menariknya, syahwat melemahkan kemauannya. Semua bermaksud untuk melengketkan ke bumi, meski orang tersebut adalah ulama besar. Maka dari itu harus melepaskan dirinya dari segala macam keterikatan, dari segala macam ikatan dan belenggu sehingga tubuhnya menjadi enteng dan dapat mendaki puncak yang tinggi itu. Apabila ia berhasil mendaki puncak itu, maka ia akan menemukan jalan yang aman, seperti yang difirmankan Allah Azza Wa Jalla:

“Allah menyeru (manusia) ke negeri keselamatan (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus”. (QS. Yunus: 25)

Dan ia adalah jalan yang diterangi dengan cahaya,lurus, aman, lagi menjamin keselamatan. Yaitu sesudah mana seseorang berhasil melewati rintangan besar yang menghadangnya. Rintangan itu adalah hawa nafsu yang selalu mendorong berbuat jahat.

SEBAB YANG MENARIK MANUSIA KEPADA KEHIDUPAN DUNIA

Pertama: Kebodohan

Sebenarnya banyak sekali faktor yang membantu nafsu (yang selalu mendorong berbuat jahat) untuk mengikat pemiliknya kepada kehidupan dunia. Diantara yang utama adalah “kebodohan”. Kebodohan adalah kubangan yang busuk baunya, mengikat setiap yang mempunyai hawa nafsu dengan kebusukannya sehingga iapun tenggelam dan menyelam dalam lumpurnya yang berbau busuk. 

Kebodohan merupakan faktor terbesar yang merintangi perjalanan seseorang kepada Allah Azza Wa Jalla. Merintangi kaki dari belenggu yang mengikatnya. Merintangi ruh yang akan melepaskan diri dari belenggunya. Kebodohan, apabila telah menimpa diri seseorang, maka terkadang akan membuatnya mengingkari adanya matahari meskipun ia melihat di siang hari bolong.

“Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka niscaya mereka juga tidak beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti (bodoh)”. (QS. Al An-aam : 111)

Andaikata orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka, para malaikat datang, dan seluruh binatang liar datang serta berbicara kepada mereka; tetap saja mereka tidak beriman. Penyebabnya adalah kebodohan (akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengerti).

Bodoh disini bukan berarti kurang pengetahuan, akan tetapi “tidak mengerti”. Orang yang mengetahui tentang Allah adalah yang takut dan bertaqwa kepada Nya. Sebagaimana firman Allah :

“Apakah kamu hai orang-orang musyrik yang lebih beruntung ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (adzab) akherat dan mengharap rahmat Rabbnya? Katakanlah, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ? “Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS. Az Zumar : 9)

Orang yang beribadah, berdiri sholat sepanjang malam, mengharap surga yang dijanjikan Rabbnya, takut terhadap adzab Nya; adalah orang-orang yang dikatakan `alim (berilmu/mengetahui). 

Ibnu Mas`ud r.a. berkata,
” Bukanlah yang dinamakan ilmu itu dengan banyaknya riwayat (yang dihafalkan), tetapi ilmu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa takut”.

Mari kita simak bersama perkataan nabi Yusuf As,  “ Dan jika engkau tidak dihindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku akan menjadi diantara orang-orang yang bodoh”. (QS. Yusuf : 33)

Yusuf mengetahui bahwa zina adalah perbuatan keji dan suatu kemaksiatan yang besar. Namun demikian, pengetahuan nabi Yusuf akan kekejian perbuatan tersebut tidak menafikan predikat bodoh andaikan ia terjerumus ke dalamnya. Jadi kebodohan adalah rintangan yang paling besar yang menghadang di depan jalan mendaki dari gunung yang dinamakan’Hawa nafsu yang selalu mendorong berbuat jahat’.

Oleh karenanya, Nabi Musa As menjawab perkataan kaumnya ketika ia menyuruh kepada mereka menyembelih sapi betina dan mereka mengatakan, “Adakah engkau akan menjadikan kami bahan olok-olokan?”.

“Aku berlindung kepada Allah menjadi diantara golongan orang-orang yang bodoh 
(QS. Al Baqarah : 62)

Beliau tidak menjawab dengan ucapan, “Aku berlindung kepada Allah menjadi diantara golongan orang-orang yang mencemooh”.

Oleh karena kebodohan lebih besar bala`nya daripada mencemooh. Bodoh terhadap Allah sebab yang menjadikan seseorang mencemooh dan memperolok-olok yang lain.

“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya dikala mereka berkata, “Allah tidak menaruhkan sesuatu kepada manusia”. (QS. Al An `aam : 91)

Sikap tidak menghormati Allah serta tidak mengagungkan Nya adalah yang dinamakan jahil/bodoh terhadap Allah `Azza Wa Jalla. Ma`rifat atau pengetahuan tidak menafikan kebodohan. Kadang ma`rifat dan kebodohan bertemu dalam diri seseorang, ilmu adalah lawan dari kebodohan. Dan ilmu itu sendiri adalah rasa takut. Boleh jadi seseorang banyak mengetahui sesuatu dan banyak mengerti sesuatu, akan tetapi sebenarnya ia tidak mengetahui kecuali sedikit saja. 

“Aliif lam miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi. Di negeri yang terdekat (1) dan sesudah mereka dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah.Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS. Ar-Ruum : 1-7)

Mereka mengetahui seluk beluk dan rahasia atom, putaran elektron, kapal terbang, kapal perang, jet-jet tempur serta teknologi tinggi yang lain. Mereka mengetahui itu, akan tetapi mereka lalai terhadap kehidupan akhirat. Maka dari itu mereka dikatakan kaum yang tidak mengetahui. 

Oleh karena itu para ulama berkata, “Orang yang berolok-olok atau bersenda gurau dengan ayat Al-Qur’an adalah fasik”. Dan sebagian dari mereka berpedapat kufur.

Misalnya ada sekumpulan orang yang sedang menghadapi jamuan makanan. Lalu salah seorang dari mereka maju untuk mengambil makanan seraya berkata, “Wa nasafnal jibaala nasfaa, artinya : “Dan kami hancurkan gunung-gunung itu sehancur-hancurnya.” Maka perbuatan seperti itu tergolong perbuatan fasik menurut jumhur ulama, dan kufur menurut sebagian di antara mereka. Sebab ayat Al-Qur’an adalah firman Allah, bukan untuk bahan olok-olokan ataupun senda gurau.

“Katakanlah,“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah : 65-66)

Maka dari itu, waspadalah dari persoalan ini. Kalian jangan menjadikan hadits-hadtis Nabi dan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai bahan untuk melucu dan menghibur agar orang-orang tertawa dan senang. Kalian harus berhati-hati dan tetap mengagungkan Allah, karena Dia adalah Dzat yang Maha Perkasa, Maha Agung, Maha Suci dan Maha Luhur.
Maka dari itu, ketika Rasulullah saw merasa bersedih hati atas berpalingnya kaum beliau dan berduka melihat jalan yang mereka tempuh, maka Allah menegurnya :

“Dan jika berpalingnya mereka (darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat melihat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mu'jizat kepada mereka, (maka buatlah). Kalau Allah menghendaki tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang jahil.” (QS. Al-An’am : 35)

Kalau mau membicarakan soal kebodohan, maka pembahasannya akan sangat panjang. Adapun cara terbaik untuk menghadapi orang-orang bodoh adalah berpaling dari mereka. Sebab jika kamu berdebat dengan mereka, maka mereka akan mengalahkanmu –dengan kengototan mereka--. Dan jika kamu dapat mengalahkan mereka, maka mereka akan membencimu. Dan mereka tidak akan mau mengakui kebenaranmu. Maka jalan yang terbaik adalah berpaling dari mereka.

“Maka berpalinglah engkau (wahai Muhammad) dari orang yang berpaling dari peringatan Kami.” (QS. An-Najm : 29)

Dan….

“Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (QS. Al-Hijr : 85)

Berpalinglah kamu dari mereka dan jangan berdebat dengan mereka. Oleh karena perdebatan itu hanya akan menambah kecongkaan mereka. Imam Asy-Syafi’i pernah mengatakan, “Tiadalah aku berdebat dengan orang-orang yang bodoh melainkan ia akan mengalahkanku. Dan tiadalah aku berdebat dengan orang yang pandai melalinkan aku akan dapat mengalahkannya.”

Tentu saja karena orang bodoh terkadang mengingkari –seperti pernah saya katakan—cahaya matahari yang bersinar di siang hari bolong dan cahaya rembulan pada saat purnama.

Maka biarkanlah orang-orang bodoh itu. Mereka akan mati jika kalian tinggalkan. Dan akan hidup jika kalian ajak mereka berdebat. Mudah-mudahan dengan jalan meninggalkan mereka, maka mereka akan tercegah berlaku sombong dan congkak. Dengan menjauhkan diri dan meninggalkan berdebat dengan mereka, maka mereka akan mengerti kedudukan mereka sendiri. Ini jika kamu merasa pasti bahwa dia adalah seorang yang bodoh, mengikuti hawa nafsunya sendiri, tidak mau mengakui kebenaran dan tidak mau mengikuti sesuatu yang telah pasti kebenarannya.

Kedua: Lalai 

Sifat lalai menyebabkan orang terjerumus ke dalam neraka.

Allah Ta’ala berfirman :

“Sesungguhnya orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan di dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Yunus : 7-8)

Lalai menyebabkan seseorang berpaling, menyebabkan seseorang menyikapi peringatan ayat-ayat Allah dengan senda gurau :

“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). Tidak datang kepada mereka suatu ayat al-Qur'an pun yang baru (diturunkan) dari Rabb mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main, (lagi)hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, ‘Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya." (QS. Al-Anbiya’ : 1-3)

Kamu mendatanginya dengan membawa berita yang sangat penting dan dengan perkataan yang serius. Kamu ceritakan kepadanya tentang berbagai pertempuran yang membuat agama Islam menghadapi dua pilihan : lenyap atau terus bertahan. Kamu ceritakan kepadanya tentang pertempuran yang sangat dahsyat dan membinasakan. Membinasakan anak manusia sebagaimana halnya batu penggiling menumbuk halus bulir padi. Namun demikian dia lalai dan tidak begitu mengacuhkan. Sambutan yang diberikannya padamu hanyalah senyum hampa atau mengatakan padamu, ‘Saya telah mendengar cerita mereka, bahwasanya mereka telah melakukan begini dan begitu.

Saya tidak punya waktu untuk mendengar pembicaraan mengenal kaum itu.’

Dia sibuk mengumpulkan uang dan menghitung-hitungnya, dia sibuk dengan berbagai macam buah-buahan yang hendak dimakannya dan berbagai macam jenis minuman yang hendak ditenggaknya. Kamu datang kepadanya untuk mengekang hawa nafsunya, untuk menyadarkannya sedikit dari kelalaian yang menghinggapi dirinya dari ujung kaki sampai puncak kepala. Kamu hendak mengalihkan sedikit perhatiannya dari tumpukan uang yang selalu dihitung-hitungnya dan dari dunia yang ia jadikan tempat bersenang-senang, dan dari kehidupannya yang ia jadikan sebagai senda gurau dan main-main belaka. Kehidupan dunia telah menipunya. Dia tidak punya waktu sedikitpun untuk mendengar perkataan yang bermanfaat bagi kehidupannya di dunia dan di akhirat.

KITA LEBIH BERHAK TERHADAP PENGGUNAAN WAKTU

Ada beberapa orang bertanya pada Piccaso: “Berapa jam anda tidur dalam sehari?” “Empat jam.” Jawabnya. “Apakah empat jam cukup bagi anda?” Tanya mereka. Piccaso menjawab, “Kalian ingin saya tidur delapan jam sehari hingga sepertiga kehidupan saya terbuang sia-sia untuk tidur? Kapan saya bisa memuaskan kesenangan saya dan menyalurkan hobby serta bakat saya? Saya hanya tidur empat jam sehari.”

Siapa yang lebih berhak terhadap waktu? Kalian ataukah mereka?. Kalian yang berdiri shalat menghadap Rabbul Alamin atau mengikuti jejak Syahidul Mursalin shallallohu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan lapang dan sempit, di malam yang gelap gulita dan di siang yang terang oleh cahaya mentari, ataukah mereka yang berlaku sombong yang tidak mau tidur delapan jam sehari supaya kesenangan dan keinginan mereka dapat terpenuhi dan tersalurkan?
Kita diperintahkan untuk menghentikan persahabatan dengan kaum yang lalai itu. Kita diperintahkan untuk menghentikan pembicaraan dengan mereka. Kita boleh memberikan kepada mereka sedikit senyuman, sedikit akhlak dan mu’amalah/perhubungan baik kita. Tetapi kita tidak boleh membuang-buang waktu kita bersama mereka. Kita tidak boleh menyatukan suatu pendapat apapun dengan mereka.

“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengikuti Kami serta memperturutkan hawa nafsunya dan adalah urusannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28)

Kata “Janganlah kamu mengikuti” dalam ayat ini adalah larangan, sedangkan larangan di situ menunjukkan keharaman.

Adalah urusannya kalau dia melampaui batas, oleh karena mengikuti hawa nafsu serta kelalaian hanya akan membawa cerai berainya urusan, lepasnya ikatan di antara manusia, hilangnya pemikiran yang sehat dan lenyapnya logika yang benar.

Ketiga: Hawa Nafsu

Hawa nafsu adalah kecenderungan manusia untuk memperturutkan syahwat/keinginannya. Hawa nafsu lawannya adalah kebenaran. Allah adalah Dzat yang Maha Benar, Dia menciptakan langit dan bumi dengan alasan yang benar. Firman-Nya :

“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS. Al-Mukminun : 71)

Hawa nafsu akan membuat seseorang berlaku zhalim dan kezhaliman itu membuat seseorang tersesat dari jalan yang benar.

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS. Shaad : 26)

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa’ : 135)

Hawa nafsu akan selalu menjauhi keadilan, sedangkan kebenaran akan selalu diikuti keadilan.

Karena itulah hawa nafsu –dalam bahasa Arabnya—“Hawa”() yang berarti jauh dari tempat ketinggian ke tempat yang rendah. Oleh karena itu ia menjatuhkan orang yang mengikuti hawa nafsunya dari ketinggian ke tempat yang rendah. Maka orang yang mengikuti hawa nafsu adalah orang yang merosot dan jatuh bersama hawa nafsu, kelalaian dan kebodohannya ke tempat serendah-rendahnya di dunia dan akhirat, di mana ruhnya jatuh ke neraka Sijjil.

Terkadang hawa nafsu bisa membesar dalam diri seseorang sehingga orang tersebut tidak menentang kemungkaran yang dilihatnya dan tidak mengikuti kebaikan yang telah diyakininya. Bahkan bisa menjadi lebih besar lagi sehingga ia melihat yang mungkar menjadi ma’ruf dan ma’ruf menjadi mungkar.

“Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan), ‘Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul? Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar (menyembah)nya’. Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya. Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (QS. Al-Furqan : 41-44).

Hawa nafsulah yang menjadikan seseorang cenderung kepada dunia dan kemewahannya. Dan hawa nafsu pula yang menurunkan kedudukan ulama’ dari tingkatan di bawah para nabi, yakni tingkatan para shiddiqin ke tingkat seekor anjing.

“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS. Al-A’raf : 175-176).

Seperti anjing yang tiada henti-hentinya menjulurkan lidahnya, sama saja di saat dia istirahat ataupun tengah kecapaian. Sungguh alangkah indah dan mengenanya penyerupaan dan penggambaran yang dilukiskan Allah melalui firman-Nya. 

Di dalam kitab-kitab tafsir diterangkan bahwa ayat di atas mengisahkan tentang seorang laki-laki Bani Isra’il yang bernama Bal’am bin Ba’ura’. Dahulunya ia adalah seorang yang sangat alim dan sangat mustajab do’anya. Ketika tentara Musa a.s. datang untuk menggempur kaum lalim yang bermukim di Palestina, maka kaumnya datang dan menemui serta membujuknya, ’Berdo’alah kepada Allah untuk membinasakan Musa dan pengikutnya’. Maka lelaki ini menyanggupi permintaan kaumnya karena tamak terhadap dunia mereka. Lalu lidahnya menjulur ke dada dan ia meninggalkan ayat-ayat Allah. Maka jadilah ia seperti anjing, jika dihalau, lidahnya menjulur dan jika dibiarkan lidahnya tetap menjulur.

Keempat: Syahwat (Ambisi)

Sebab keempat yang menyebabkan diri manusia bertindak durhaka dan melampaui batas adalah syahwat. Syahwat menarik diri manusia untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Syahwat yang pertama adalah berlaku sombong di muka bumi. Yang menjadikan kebenaran seperti kebatilan dan menjadikan kebatilan seperti kebenaran. Orang-orang yang berlaku sombong di muka bumi tidak akan masuk surga.

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Qashash : 83).

Wallohu ta’ala a’lam bishshowab


sumber: Ashabulkahfi site
Site : http://arrahmah.com/read/2011/11/24/16533-tazkiyatun-nafs-sebab-yang-menarik-manusia-pada-kehidupan-dunia.html

Syaikh Abdullah Azzam (rahimahullah): "Dakwah dan pengorbanan"

JurnalGhurabba-Wahai mereka yang telah ridla Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai Diennya dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasulnya. Ketahuil, bahwasanya Allah telah menurunkan ayat dalam surat al-baqarah :
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepada kamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang beriman bersamanya : "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat." (QS. Al Baqarah : 214)
Harga dakwah itu amat mahal menurut firman Allah Yang Maha Benar dan Maha Agung serta menurut lisannya Rasulullaah SAW. Harga mengemban prinsip dan memindahkannya dari alam pikiran atau alam teori ke alam tatbiq (praktek) dan alam kenyataan, memerlukan banyak pengorbanan sehingga menjadi benar-benar nyata dan hidup di alam dunia.

1. HARGA DAKWAH
Dakwah tidak akan mencapai kemenangan dan keberhasilan jika dakwah tersebut tidak diiringi pengorbanan. Baik itu dakwah ardliyah (dari manusia) atau dakwah samawiyah (dari Allah). Darah, tubuh, tulang belulang, nyawa, syuhada`, itu semua adalah api yang menyalakan pertempuran, api yang menyalakan peperangan ideologi, api yang menyalakan perang pemikiran. Adapun ayat tersebut di atas memperingatkan kita kepada persoalan penting dalam gelanggang peperangan ini. Yakni bahwa tidak ada surga bagi orang yang tidak mau berkorban dan menyumbangkan sesuatu.
Apakah kamu mengira? Apakah kalian menyangka bahwa kalian akan masuk surga padahal belum merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang sebelum kalian. Kemudian Allah Rabbul `Izzati mengisyaratkan persoalan penting bahwasanya kamu sekalian tidaklah semulia hamba yang paling dicintaiNya, kalian tidak lebih baik dari hamba-hamba pilihanNya.
"Allah memilih utusan-utusanNya dari malaikat dan dari manusia." (QS Al Hajj : 75)
Tak ada satu manusia di bumi ini yang lebih utama daripada Muhammad SAW, kendati demikian sebagaimana firman Allah `Azza wa Jalla. "Mereka ditimpa oleh bencana (yakni peperangan), kesengsaraan (kemiskinan), kekurangan dan lain-lain yang serupa." Dan mereka digoncangkan, coba perhatikanlah diri manusia ketika mereka dalam keadaan tergoncang. Gemetar seluruh tubuhnya seakan-akan ia dilanda gempa bumi sehingga tidak mampu menguasai diri untuk tidak jatuh. Mereka digoncangkan dan goncangan itu membuat makhluk yang paling sabar di muka bumi, yakni Rasulullah SAW, berdo`a dengan penuh ketundukan kepada Allah `Azza wa Jalla, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?"
Orang yang sabar, tawadlu`, khusyu`, Aminullah (yang dipercaya Allah) di muka bumi, yang selalu bertemu Aminus Sama` (Jibril AS) pagi dan petang, yang senantiasa dimantapkan oleh Al Qur`an sepanjang siang dan malam, masih dapat tergoncang sehingga menyeru kepada Allah dengan sepenuh hati dalam permohonannya, serta mengasingkan dirinya untuk bermunajat kepada Allah `Azza wa Jalla. Beliau berdo`a, "Bilakah pertolongan Allah itu tiba?"
"Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan datanglah kepada rasul itu pertolongan Kami." (QS Yusuf:110)
Masalah tersebut menjadikan para rasul hampir putus harapannya. Mereka tidak mempunyai harapan namun belum sampai pada putus asa, karena :
"Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (QS Yusuf : 87)
Mereka meyakini bahwa mereka telah didustakan. Bumi itu telah tertutup rapat di hadapan mereka dan dunia terasa sunyi di wajah mereka, bumi tidak menjanjikan seseorang yang mau mengikuti dakwah mereka, maka mereka tidak berpengharapan lagi.
"Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka) dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan, datanglah kepada Rasul itu pertolongan Kami, lalu Kami selamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari orang-orang yang berdosa. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal, Al Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat." (QS Yusuf 110-111)

2. PENGORBANAN RASULULLAH SAW
Al Qur`an itu bukan hiburan dan bukan untuk kesenangan di waktu-waktu senggang, akan tetapi Al Qur`an adalah manhaj (petunjuk jalan) bagi para Da`i yang menempuh jalan dien ini sampai hari kiamat, mengikuti jejak langkah penghulu para rasul Muhammad SAW dan pemimpin semua umat manusia.
"Aku adalah pemimpin anak cucu Adam, bukan menyombong." Meskipun demikian, keadaan beliau saat ini adalah seperti yang beliau sendiri ceritakan dalam hadits shahih:
"Sungguh aku pernah disakiti karena menyampaikan risalah Allah dan tak seorangpun pernah disakiti seperti itu, aku pernah diintimidasi karena menyampaikan risalah Allah dan tak seorangpun pernah diteror seperti itu. Dan pernah pula lewat pada diriku tiga puluh hari tiga puluh malam, sementara aku dan Bilal tak ada sesuatu yang dapat dimakan kecuali sedikit makanan yang hanya dapat menutupi ketiak Bilal" (Shahih Al jami` Ash Shagir 1525)
Ketika datang pembesar Quraisy kepada Abu Thalib, meminta dia agar mencegah keponakannya menyakiti perasaan mereka, maka Abu Thalib mengirim anaknya Uqail untuk menemui Rasulullaah SAW dan mengingatkan bahwa kaum Quraisy mendesaknya agar menghentikan penghinaan terhadap mereka, maka beliau Rasulullaah SAW menjawab dengan kata-kata sebagai berikut:
"Demi Allah, aku lebih tidak mampu meninggalkan sesuatu yang aku diutus untuknya daripada seseorang di antara mereka mencoba membakar matahari dengan nyala api."
"Demi Allah, wahai paman. Sekiranya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku supaya aku meninggalkan perkara ini, maka aku tidak akan meninggalkannya sampai Allah memenangkannya atau aku akan binasa karenanya." (Riwayat pertama dinyatakan hasan oleh Albani, dan merupakan penguat bagi riwayat kedua)
Urusan menyampaikan dakwah bukan merupakan sesuatu yang mudah atau perjalanan yang menyenangkan.
"Kalau yang kamu serukan kepada merek itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka akan mengikutimu." (QS At-Taubah : 42)
Sesungguhnya jalan dakwah adalah jalan yang panjang dan sukar. Semuanya berduri, semuanya pengorbanan. Bahkan mungkin engkau meninggal dunia sedangkan engkau belum mencapai satu buahpun dari hasil pekerjaanmu.

`Abdurrahman bin `Auf menangis
`Abdurrahman bin `Auf meletakkan makanan yang lezat didepannya lalu dia menangis dan kemudian berdiri. Dia berkata: "Sungguh sahabat-sahabat kami telah meninggalkan dunia, namun mereka belum pernah melihat seperti ini. Dan sungguh dahulu. Mush`ab bin `Umair, makanannya lebih baik daripada kami, tetapi dia belum pernah melihat makanan yang sebaik ini."
Anas ra berkata: "Rasulullaah SAW telah diwafatkan oleh Allah, sedangkan beliau belum pernah menikmati daging kambing bakar."(HR Shahih Bukhari)
"Tak pernah sama sekali keluarga Muhammad makan roti dari Sya`ir (jenis gandum) sampai kenyang selama dua hari berturut-turut."
"A`isyah berkata: "Demi Allah, kami belum pernah makan korma sampai kenyang kecuali sesudah penaklukkan Khaibar."" (HR Muslim)
Apakah kalian mengira bahwa prinsip dan keimanan itu hanya merupakan mainan atau senda gurau atau kesenangan yang disampaikan seorang manusia lewat khutbah yang dihiasi dan dirangkai dengan kata-kata yang indah, atau ditulis dalam sebuah buku lalu dicetak dan kemudian disimpan di perpustakaan ????????????/
Itu sama sekali bukan jalan dari Ashabud Da`wah (penyampai dakwah) !!!!
Sesungguhnya dakwah itu selalu akan memperhitungkan bahwa generasi pertama yang menyampaikan dakwah, mereka itu adalah tumbal bagi tegaknya dakwah yang diserukan.

Ucapan Syayid Quthub
Sesungguhnya generasi pertama, mereka itu pergi sebagai api penyala buat tabligh dan sebagai bekal untuk menyampaikan kalimat yang tidak akan hidup kecuali dengan qalbu dan cucuran darah.
Sesungguhnya kalimat kita akan tetap mati seperti boneka yang tak bergerak, sampai kita mati karenanya. Maka dia / kalimat itu akan bergoncang bangkit dan hidup di antara mereka yang hidup. Setiap kalimat yang hidup, maka ia akan bersemayam di hati manusia yang hidup, sehingga hiduplah ia bersama-sama mereka yang hidup. Orang-orang yang hidup tidak akan ingin berdampingan dengan orang-orang yang mati, mereka hanya mau berdampingan dengan orang-orang yang hidup. Adapun mayat itu akan tetap di kubur di bawah tanah, walaupun ia adalah mayat orang terhormat.

3. JALAN DAKWAH
Wahai saudara-saudaraku. Jalan dakwah itu dikelilingi oleh "makaruh" (hal-hal yang tidak disukai), penuh dengan bahaya, dipenjara, dibunuh, diusir dan dibuang. Barangsiapa ingin memegang suatu prinsip atau menyampaikan dakwah, maka hendaklah itu semua sudah ada dalam perhitungannya.
Dan barangsiapa menginginkan dakwah tersebut hanyalah merupakan tamasya yang menyenangkan, kata-kata yang baik, pesta yang besar dan khutbah yagn terang dalam kalimat-kalimatnya, maka hendaklah dia menelaah kembali dokumen kehidupan para rasul dan para da`i yang menjadi pengikut mereka, sejak dien ini datang pertama kalinya sampai sekarang ini.
Berapa banyak orang-orang komunis yang mengurbankan diri mereka untuk mengadakan revolusi merah ?? Berapa lama lenin dipenjara dan dibuang? Dan betapa kagumnya kita saat ini dengan demokrasi barat ? Bagaimana undang-undang tersebut dapat menghakimi Presiden di depan mahkamah, serta memenangkan atau bahkan mengalahkan kasusnya. Undang-undang dan hakim tidak tunduk kepada seorangpun. Cukup sekiranya saya ambilkan sebuah contoh bagi anda, bekas presiden Amerika Serikat, Nixon. Ketika partai oposisi hendak mengajukan tuntutan kepadanya dengan tuduhan bahwa dia memata-matai mereka selama berlangsungnya pemilihan, maka Nixon meminta maaf atas kesalahannya dan kemudian berlindung di balik panggung sejarah karena khawatir akan terjatuh di bawah kekuasaan undang-undang.
Apakah kalian mengira bahwa undang-undang tersebut datang dengan sia-sia? Apakah kalian mengira bahwa undang-undang tersebut datang dengan tiba-tiba? Mereka memperolehnya dengan pengorbanan darah serta tulang belulang para pemikir. Telah dibunuh tiga ratus ribu orang di tangan algojo di mahkamah pemeriksaan, dan tiga puluh ribu diantaranya dibakar hidup-hidup. Mereka yang dibunuh itu ingin mengeluarkan orang-orang barat dari cengkeraman gereja yang lalim dan membebaskan mereka dari belenggunya yang kuat dan kokoh.
Telah dibunuh Bruno, dipenjara Copernicus, serta disiksa Galileo, oleh karena mereka meneriakkan prinsip mereka dengan lantang. Tatkala Bruno diajukan di depan mahkamah gereja dan kemudian dijatuhi hukuman mati, hanya karena dia mengatakan bahwa bumi itu bulat, maka Bruno berkata: "Walau bagaimanapun bumi itu tetap bulat." Walaupun terbukti bahwa bumi itu memang bulat, tetap saja dia dihukum mati.
Selama tiga abad berturut-turut, para pemikir barat berjuang. Seperti Montesqueu, John Lock, Jan Jack Rosow, John Liel, dan lain-lain. Mereka telah banyak berkorban untuk mengeluarkan umat mereka dari doktrin pendeta yang bertentangan dengan akal pikiran dan ilmu pengetahuan. Pihak gereja menggiring manusia yang membangkang ke neraka penyiksaan dengan cambuk gereja yang kuat.
Dari sinilah, dan dari sebab ketidakmampuan mereka untuk mengadakan konfrontasi dengan pihak gereja, maka mereka berusaha membebaskan orang-orang barat. Untuk itu mereka menyeru orang-orang untuk mengingkari tuhan gerej dengan tujuan merobohkan gereja dan tiraninya yang bernama Paus.

Dua Revolusi Besar
Demokrasi yang dinikmati bangsa-bangsa barat sekarang ini bukan terjadi secara kebetulan saja, dan bukan hasil dari orang-orang yang mau berkorban. Dijalan apa ??? Mereka berkorban untuk menegakkan pemikiran mereka. Mereka tidak berambisi untuk mendapatkan surga, dan juga tidak takut terhadap neraka. Bahkan karena dahsyatnya derita yang mereka alami dari penguasa gereja, maka pada saat mereka menang dalam dua revolusi besar di negeri barat (bangsa barat telah bersepakat bahwa dua revolusi Bolsyoviya tahun 1917 M) mereka membuat syi`ar, Gantung raja terakhir dengan usus Paus terakhir. Maksudnya adalah, Sikatlah habis agama-agama dan raja-raja di bumi, karena mereka membahayakan manusia dan menghancurkan kemanusiaan. Belahlah perut Paus terakhir dan gantunglah raja terakhir dengan usus Paus. Ini adalah syi`ar dalam revolusi Perancis. Adapun syi`ar dalam revolusi Bolsyoviya yang melarikan diri dari gereja dan kediktatoran kaisar adalah "Tidak ada Tuhan dan hidup adalah materi." Mereka tidak mengingkari wujud Allah, Darwin mungkin Marxis menurut apa yang telah saya telaah tidak meningkari wujud Allah, akan tetapi mereka meningkarinya karena hendak menghancurkan gereja yang menyiksa manusia dengan ayunan cambuknya. Mereka lari dari penguasa gereja. Maka setelah itu timbullah atheisme di negeri barat dan menyebar ke dunia.
Saya ingin mengatakan kepada kalian : "Tidak mungkin suatu prinsip itu bisa menang tanpa pengorbanan dan tanpa cucuran darah. Pernah orang-orang komunis di dunia Arab, yakni di Yordania, dijatuhi hukuman mati oleh hakim pada tahun 1954. Halim mengetuk palu dan memutuskan : "Mahkamah telah menjatuhi hukuman kepada saudara berupa kurungan penjara selama lima belas tahun." Maka dia berkata lantang: "Hidup Rusia!!!! Hidup Lenin!!!!""
Maka apakah kalian mengira bahwa kalian dapat mempertahankan negara kalian yang lemah itu selama sepuluh tahun atau lima belas tahun ? Para komunis itu adalah pengikut suatu prinsip yang tidak berharap kepada Allah, tidak mengenal Allah. Dunia mereka dan akhirat mereka adalah dunia mereka, jadi tidak ada akhirat buat mereka. Kendati demikian mereka berani berkorban demi keyakinan dan prinsip mereka.

4. TELADAN DARI MEREKA YANG MELANGKAH DI JALAN DAKWAH
Dakwah islamiyah telah menyumbangkan keteladanan yang tiada bandingannya. Telah banyak berkorban putra-putra Islam di atas jalan ini sepanjang sejarah. Darah mereka menjadi api obor bagi generasi-generasi yang datang sesudah mereka. Jika Hasan Albana telah dibunuh di jalan protokol terbesar di kota Qahirah, yakni di lapangan Ramses, dan kemudian dihabisi nyawanya di kamar bedah rumah sakit. Tidak ada yang menshalati jenazahnya selain empat orang perempuan saja. Namun darahnya telah menghidupkan generasi-generasi sesudahnya di bumi ini.
Jika Abdul Qadir Audah, Muhammad Farghali, Yusuf Thal`at, Hamdawi Dawir, Ibrahim Thayyib, Mahmud Lathif, Sayyid Quthub, Abdul Fattah Isma`il, Muhammad Yusuf Hawwasy, Shaleh Sirriyah dan karim Al Anadluli serta yang lain dapat mereka bunuh, namun darah mereka tidak hilang sia-sia. Darah mereka laksana api yang menggelegarkan dada-dada generasi Islam yang berusaha untuk menegakkan Dien Allah.
Mengikuti jalan mereka sebelumnya Al Qassam, Sallamah dan Al `Izzu bin `Abdussalam serta yang lainny. Mereka telah menerangi kita dengan nyala api untuk kita pegang dalam melangkah di atas jalan dakwah. Darah-darah mereka merupakan menara petunjuk bagi generasi-generasi yang mau mencari petunjuk.
Hamidah Quthub pernah bercerita kepadaku. Katanya: "Pada tanggal 28 Agustus 1966, Hamzah Basiyuni, Direktur penjara memanggilku. Lalu dia memperlihatkan keputusan hukuman mati bagi Sayyid Quthub, Hawwasy dan Abdul Fattah Isma`il, kepadaku. Lantas dia mengatakan: "Kita masih punya kesempatan terakhir untuk menyelamatkan Ustadz (Sayyid Quthub), yakni dia harus minta maaf. Dia akan diringankan dari hukuman mati, dan sesudah enam bulan dia akan keluar dari penjara dalam keadaan sehat wal afiat. Kalau dia jadi dibunuh, maka demikian itu akan berarti suatu kerugian bagi seluruh dunia. Pergi dan bujuklah dia supaya mau minta maaf.""
Hamidah menyambung : "Lalu aku pergi menemuinya di penjara. Sampai disana kukatakan kepadanya. Sesungguhnya mereka mengatakan jika engkau minta maaf maka mereka akan meringankan hukuman mati mu." Maka dia menjawab: "Atas kesalahan apa aku harus minta maaf wahai Hamidah, apakah karena aku beramal di pihak RAbbul `Izzati? Demi Allah, sekiranya aku bekerja untuk pihak lain selain Allah tentu aku akan minta maaf. Akan tetapi sekali-kali aku tidak akan minta maaf karena beramal di pihak Allah. Tenanglah wahai Hamidah, sekiranya umur belum waktunya habis maka hukum mati itu tidak akan jadi dilaksanakan. Tidak berguna sama sekali maaf itu untuk mempercepat ajal atau mengakhirinya."
Itulah jiwa yang dipoleh iman !! Kekuatan macam apa ini !! Keteguhan hati macam apa ini !! Tali gantungan nampak di depan matanya, namun dia masih sempat menenangkan hati yang hidup atas Qudratullah dan qadarNya.
Basyir Al Ibrahim mengatakan : "Pernah suatu ketika, aku berada di dekat raja Faruq ( raja Mesir waktu itu ). Aku mendengar mereka tengah berbisik-bisik tentang rencana pembunuhan Hasan Albana. Maka aku segera pergi menemui Hasan Albana dan kukatakan padanya :"
"Sesungguhnya pembesar negeri ini sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu." (QS Al Qashash : 20)
Maka dia menjawab : "Apakah engkau berfikir begitu (dia ulang tiga kali), ketahuilah:
"Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS Ath-Thalaq)
Sesungguhnya kalau kematian sudah menjadi ketentuan Allah, maka kewaspadaan itu tidak akan dapat menyelamatkan."

5. CONTOH KEPAHLAWANAN DARI AFGHANISTAN
Kita sekarang bersama bangsa Afghan yang telah memberi banyak contoh tentang kepahlawanan. Suatu kepahlawanan yang belum pernah terjadi dalam lembaran tarikh islam selama lima abad terakhir ini. Sesungguhnya pengorbanan yang telah diberikan bangsa Afghan, secara keseluruhan tidak dapat disamakan dengan jihad dan perang bangsa-bangsa Islam pada abad-abad terakhir ini.
Saya belum pernah melihat kesabaran yang melebihi kesabaran mereka. Saya tidak pernah melihat bangsa yang lebih perkasa daripada jiwa mereka. Dan saya tidak pernah melihat bangsa muslim mukmin seperti mereka, yang tidak mau menundukkan kepala mereka kecuali kepada Rabbnya bumi dan langit.
Mereka tidak mempunyai persediaan makanan untuk kehidupan sehari-hari. Ada orang Arab yang kaya meminang anak gadis mereka. Namun mereka menolak menikahkan anak gadis mereka, khawatir hal itu mencemarkan harga diri mereka. Sehingga jangan sampai ada yang mengatakan bahwa mereka menikahkan anak gadisnya pada masa kesulitan kepada orang-orang kaya.
Mereka mengisahkan kepada saya tentang seorang perempuan dari Propinsi Kandahar. Mereka mengatakan bahwa perempuan tua tersebut datang kepada Mujahidin dan melapor : "Sesungguhnya anak lelakiku berkomplot bersama pemerintah komunis untuk menyerang kalian. Dia pergi ke Kandahar untuk menunjukkan tempat berlindung kalian dan kamp-kamp kalian. Karena itu susul dan tangkaplah dia!"
Kemudian mujahidin mengejar anak perempuan tua tersebut dan berhasil menangkapnya. Setelah itu mereka bawa ke markas dan kemudian mereka kirimkan lelaki tersebut kepada ibunya. Mujahidin berkata: "Ini anak lelakimu, lalu apa yang harus kami perbuat dengannya?" "Ikatlah kedua kaki dan lengannya dan beri aku pisau yang tajam." Jawabny. Maka mereka memberi dia, mereka memberi sebuah pisau. Kemudian perempuan tua itu berkata kepada anak lelakinya : "Ingatlah kamu pada hari di masa engkau mencaci Rasulullaah SAW di depanku? Maka saat ini saya akan membalas dendam bagi Rasulullaah SAW terhadapmu wahai kafir !!" Kemudian dia menyembelih anak lelakinya dengan tangan sendiri.
Belum pernah kudengar, belum pernah kudengar dalam sejarah bahwa seorang perempuan tega membunuh anaknya demi menegakkan prinsipnya. Kita telah mendengar tentang para sahabat (Semoga Allah meridlai mereka semua) bahwa mereka membunuh ayah mereka sendiri. Akan tetapi kita belum pernah mendengar ada seorang perempuan yang membunuh anaknya dengan tangannya.
Beberapa hari yang lalu datang tiga puluh wanita dari sebuah desa di Afghanistan. Rusia tidak menyisakan penduduknya kecuali tiga puluh wanita ini. Yang lainnya, mereka bantai habis. Di sebuah desa Propinsi Logar, kaum komunis Afghan menyembelih empat puluh tiga orang yang terdiri para lelaki jompo, ulama, kaum wanita, dan anak-anak, kemudian jenazah tersebut mereka tuangi minyak tanah dan kemudian mereka bakar pada hari Iedhul Adha atau beberapa hari sebelumnya. Dalam pembantaian itu ada anak laki-laki berusia dua belas tahun bersembunyi di bawah tempat tidur. Orang-orang rusia masuk ke dalam rumah dan menggeledah isi dalamnya. Secara kebetulah mereka mendapati mushaf al qur`an, lantas Mushhaf tersebut dibanting dengan keras sebagai penghinaan atasnya. Tiba-tiba anak yang bersembunyi tadi bergerak dari bawah tempat tidur dan keluar ke depan Rusi yang membanting tadi dan memegang erat Mushhaf tersebut diantara kedua tangannya. Lantas dia berkata: "Ini adalah kitab Rabb kami, kitab ini adalah kemuliaan kami dan syi`ar kami.: "Buang kitab itu!" Perintah Syethan tersebut. Maka dia menjawab: "Meski engkau potong-potong diriku, demi Allah aku tidak akan melepaskannya dari tanganku." Karena penghormatan anak tersebut kepada agama ini, maka si Rusia pun menghormati anak tersebut. Lantas dia sembelih semua yang ada di rumah dan membiarkan anak tersebut tetap hidup."
Kita membicarakan orang-orang Afghan, mengenai yang negatif-negatif serta yang jelek-jelek saja. Adapun kemuliaan-kemuliaan mereka dan kelebihan-kelebihannya kita kesampingkan begitu saja. Kita tidak berbicara kecuali tentang perselisihan yang terjadi di Peshawar, kita tidak berbicara kecuali tentang perselisihan si Fulan dengan si Fulan. Si Fulan mengambil sekian, dan si Fulan berdusta dalam hal demikian. Masuklah kalian ke dalam medan pertempuran dan lihatlah apa yang sedang dilakukan mujahidin? Kemudian setelah itu putuskanlah, apakah kalian mampu hidup sebulan saja sebagaimana kehidupan mereka? Sesungguhnya kalian tidak mampu mengerjakan yang demikian itu.
Betapa banyak rumah tangga yang tidak tersisa didalamnya kecuali seorang anak kecil saja. Ibu-ibu dibunuh, bapak-bapak dibunuh, pemuda-pemudi disembelih dan yang lain hilang di bawah reruntuhan tanah akibat bombardir pesawat tempur musuh. Perkara-perkara ini tidak disebarkan beritanya di dunia Islam, akan tetapi justru perselisihan yang terjadi antara dua atau tiga orang yang hidup di Peshawar lah yang banyak disebarkan. Padahal Mujahidin meninggalkan lembaran-lembaran sejarah yang bersinar. Lembaran yang membuat sejarah umat manusia dengan pengorbanan darah, nyawa dan tulang belulang.
Saya nasehatkan kepada kalian, sekali lagi saya nasehatkan kepada kalian. Jika kalian ingin turut andil bersaham dengan saha, bagi kita, fardlu ain bagi setiap muslim di muka bumi sekarang ini untuk mengangkat senjata melawan penguasa-penguasa lalim di muka bumi, fardlu ain bagi setiap muslim di muka bumi ini untuk berdiri di sisi orang-orang Afghan. Jika engkau tidak mengangkat senjata di Afghan, maka berperanglah di lain tempat. Tidak ada alasan bagi seseorang, seperti ucapan Abu Thalhah ra : "Allah tidak mau mendengar udzur seseorang."
Saya nasehatkan kepada kamu sekalian jika ingin berkhidmat untuk jihad Afghan, maka :
Pertama : Janganlah kalian mentransfer perpecahan kalian dan perselisihan kalian di dunia Arab ke bumi Afghan. Cukuplah mereka menghadapi musibah, problema-problema serta perselisihan diantara mereka sendiri. Tanah ini adalah bukan tanah kita, dan kawasan ini bukan kawasan kita. Saya mengira bahwa hati kalian menyukai membantu jihad Afghan, maka hendaklah kita mengangkat tinggi syi`ar ini, dan hendaknya kita semua menyatukan pandangan di atas syi`ar tersebut, yakni "BERKHIDMAT KEPADA JIHAD". Adapun perselisihan kecil diantara kita, yakni khilaf dalam cabang-cabang fiqh (masalah furu`iyah) atau perselisihan dalam hal cara pengalaman, apakah diambil dari madzhab ini atau dari madzhab itu, maka perkara-perkara ini harus dikesampingkan di medan perang ini.
Apakah kita menggerakkan ujung jari kita (dalam duduk tahiyyat) atau tidak, mengangkat tangan sesudah takbir ketika hendak ruku` dan sesudah ruku` dan ketika mau sujud atau tidak. Mengeraskan bacaan amin atau tidak. Si Fulan berasal dari tanzhim pimpinan Islam yang baik atau tidak, si Fulan dari negeri Arab sebagai imam atau individu.
Buanglah ini jauh-jauh dan kesampingkanlah. Sudah cukup penderitaan dan problema yang ada di medan ini, jangan kita tambah dengan keruwetan-keruwetan yang lain. Dan hendaknya kita semua bertemu untuk saling tolong-menolong di atas perkara yang telah sama-sama kita sepakati. Kita sepakat bahwa kedatangan kita kesini untuk membantu jihad, untuk saling tolong-menolong dalam rangka berkhidmat kepada jihad. Maka dari itu, hendaklah kita perlu saling memaklumi terhadap obyek perselisihan. Janganlah kalian saling berbisik-bisik, saling intip-mengintip, saling kerjap mengerjap, janganlah kalian saling berbicara rahasia.
"Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaithan, supaya orang-orang beriman itu berduka cita" (QS 58:10)
Semua orang yang sampai ke tempat ini, lebih dari sembilan persepuluhnya datang dengan niat dan motif yang baik. Datang untuk turut serta dalam jihad. Dan sebagian mereka tidak dapat datang karena terputusnya jalan (tak punya biaya). Masalah dunia terbentang luas di hadapan mereka. Disamping itu, mereka dinegerinya atau di negeri mahjar sekalipun hidup serba kecukupan dan terhormat. Bekerja sebagai pegawai atau belajar di perguruan-perguruan. Mereka tinggalkan itu semua dan datang untuk berkhidmat kepada jihad. Inilah yang menjadi dasar pernilaian saya dan saya tidak peduli dengan kekeliruan mereka sepanjang masih dapat ditoleransi.
"Tiadalah Rasulullaah SAW mengumpulkan manusia yang rela berkorban demi membela dien ini melainkan dengan mizan kebaikan dan kesalahan. "Tidakkah engkau tau wahai `Umar bahwa dia ikut serta dalam peperangan Badar. Boleh jadi Allah telah melihat (hati) para ahli Badar, lalu Dia berfirman: "Lakukanlah sekehendak kamu, sesungguhnya Aku telah memberikan ampuanbagimu"(HR Shahih Bukhari - cuplikan).
Ketika diketahui bahwa Ibnu Abu Balta`ah mengirim surat kepada kaum musyrikin Quraisy tentang rencana Nabi SAW menyerang mereka maka `Umar bangkit dari tempat duduknya dan berkata lantang: "Izinkanlah saya ya Rasulullaah, memenggal leher orang ini. Sungguh dia telah nifak," Sabda beliau: "Tidakkah engkau tahu hai `Umar bahwa dia ikut serta dalam perang Badar?" Sungguh Rasulullaah SAW telah memilih amal terbaik dari sahabat ini sebagai dasar pertimbangan untuk meredam gejolak kemarahan dalam hati `Umar dan para sahabat.
Para sahabat telah telah menyebar kemana-mana, dan semua orang yang mengikuti tidak berselisih dengan pengikut yang lain. Semua membawa riwayat dari riwayat-riwayat Al Qur`an dan huruf dari huruf-hurufnya (dialek dalam alQur`an), kendati demikian semuanya ikut serta perang Yarmuk, dan dalam penaklukan negeri yang kita injak ini (Afghanistan). Semuanya, para pengikut Hudzaifah, penduduk Syam, pengikut Al Auza`i, penduduk Kufah dan penduduk Bashrah, semuanya dengan qira`at mereka yang berbeda-beda, dengan imam yang berbeda, semuanya satu pasukan di bawah satu qiyadah dan bertemu dalam satu tujuan, yakni berperang untuk meninggikan kalimatullah. Untuk itu marilah kita tinggikan syi`ar. Sesungguhnya kita datang untuk berkhidmat kepada jihad.
Sementara kita ini, setelah tinggal di Peshawar seminggu atau dua minggu berubah menjadi seorang pengamat politik dan ahli kemasyarakatan, memutuskan hukum begini, mengeluarkan fatwa begitu, menjatuhkan si anu, memperingatkan orang dari perbuatan si anu, namun sampai sekarang, belum satupun peluru yang dia bidikkan di jalan Allah `Azza wa Jalla. Dan dia tidak tahu bahwa orang yang dia lihat didepannya itu telah menapak di atas jalan yang penuh kepedihan, darah, dan air mata selama belasan tahun.
Marilah kita beretmu di dalam syi`ar "Kami ingin berkhidmat kepada Jihad.", dan marilah kita bertemu dalam syi`ar lain "Meninggalkan perselisihan", tolong-menolong dalam masalah pokok dan meninggalkan perselisihan dalam masalah furu`iyah. Kita semua datang untuk berkhidmat kepada dien ini dan keluar dari negerinya berhijrah kepada Allah `Azza wa Jallah.
"Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah."
Hatta seandainya kamu tidak mati dalam peperangan, asal kamu keluar berhijrah di jalan Allah, dan kamu mati di Peshawar, maka pahalamu telah tetap di sisi Allah. Maka dari itu janganlah kamu hapus pahala yang engkau dapat dengan memakan daging manusia, karena daging manusia itu beracun menurut kata-kata Ibnu `Asakir. Untuk itu jangan sampai engkau bertemu Allah, sedangkan lisanmu menetaskan darah dari darah manusia yang engkau hisap. Jangan sampai engkau bertemu Allah, sementara daging saudara-saudaramu berada di antara kedua gigimu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam suatu riwayat, ada disebutkan dalam atsar. "Demi Allah, sesungguhnya aku melihat dagingnya berada di antara kedua gigi depan kalian berdua." Yakni ketika dua orang sahabat mengatakan sesungguhnya hamba in celaan, lalu beliau bersabda: "Sungguh kalian berdua telah makan daging sahabat kalian. Dan sesungguhnya aku, demi Allah, melihat dagingnya berada di antara kedua gigi depan kalian."
Kedua: Kita bertemu untuk berkhidmat kepada jihad. Dan masing-masing bekerja dibidangnya sendiri-sendiri. Masing-masing dimudahkan untuk beramal sesuai dengan apa yang telah ditentukan baginya. Sebagaimana kalian semua tidak membuat penilaian atas penguasa di negeri kalian (dan tidaklah penguasa di negeri kalian itu lebih baik dari para pemimpin jihad), maka yang demikian itu tidak selayaknya kita menilai pemimpin jihad tersebut dengan pengamatan dan wawasan politik kita.
Ketiga: Kita bermaksud memperhitungkan kebaikan kaum dan meninggalkan hal-hal yang buruk. Kita bermaksud mengambil hal-hal positif yang membangkitkan harapan dalam hati. Dan betapa banyaknya hal-hal yang positip itu, dan betapa sedikitnya hal-hal yang negatif itu. Maka janganlah kalian sibuk menghitung-hitung aib kaum muslimin.
"Wahai segenap orang yang hanya beriman di bibir, sedangkan iman belum merasuk ke dalam hatinya. Janganlah kamu sekalian menggunjing kaum muslimin dan jangan pula mencari-cari aurat saudaranya muslim. Karena sesungguhnya barangsiapa mencari-cari aurat saudaranya muslim, maka Dia akan menelanjangi auratnya itu meski di dalam rumahnya sendiri." (Shahih Al Jami` Ash Shaghir 7984)
Jangan sampai kaliam berbuat sesuatu yang menjadikan Allah mempunyai alasan yang nyata untuk mencari-cari aurat kalian dan membuka aib kalian serta menelanjangi dan membuat malu kalian meskipun di dalam rumah kalian sendiri.
Tiga point, yang kita bertemu, bersepakat dan tolong-menolong atasnya: Pertama, kita lupakan perpecahan dan perselisihan kita di dunia Arab, dan kita campakkan perpecahan dan perselisihan itu di bumi Afghan ini. Kedua, kita datang untuk salilng tolong-menolong dalam jihad dan saling memaafkan terhadap apa yang menjadi perselisihan kita. Ketiga, menyebarkan hal-hal yang positif dan yang baik serta berdiam diri dari aib dan hal-hal yang buruk. Dan jangan memalingkan manusia dari jalan Allah. Sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar hendak menyesatkan orang lain dengan nafsu mereka.
"Dan sesungguhnya ada ucapan yang keluar dari mulut seseorang tanpa disadarinya, bahwa karena ucapannya itu ia terperosok ke dalam neraka jahanam." (HR Bukhari)
Berapa banyak pemuda yang datang ke sini dengan penuh semangat untuk berjihad, kemudian kalian palingkan dia dari jalan Allah dengan ucapan kalian? Berapa banyak pemuda yang sampai di bumi Afghan, kemudian mereka kembali ke negerinya dengan rasa sesal lantaran banyaknya apa yang kalian tanamkan dalam hati mereka berupa keburukan-keburukan yang telah kalian hafal, kalian kumpulkan, dan tak sedikitpun darinya yang kau lupakan! kamu sekalian menyangka dengan perbuatan itu telah berbuat kebaikan memalingkan manusia dari jalan Allah dan menyesatkan mereka. Sibukkanlah diri kalian dengan sesuatu yang bermanfaat bagi kalian.
"Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada suatu kaum, maka Dia ilhamkan kepada mereka untuk beramal."
"Dan tiada tersesat suatu kaum yang telah mendapatkan petunjuk kecuali sesudah mereka saling debat mendebat" (Shahih Al Jami` Ash Shaghir 5633)
Saya cukupkan sekian dulu, saya mohon kepada Allah semoga mengampuniku dan mengampunimu. Wahai hamba-hamba Allah, beristigfarlah kamu sekalian kepada Allah.


Dinukil dari : Tarbiyah Jihadiyah 1, al alaq Pustaka
 Diunduh dari: Jahizuna.com

(saif al battar/arrahmah.com)