Yulianna PS
Penulis Kumcer Hidayah Pelipur Cinta
Salut, kagum, senang, dan rasa bahagia
lainnya ketika mendapat kejutan yang menyejukkan batin. Seorang kawan
yang dulu tomboy dan punya karakter suka bicara ceplas-ceplos, kini
telah berubah penampilan dan tabiatnya.
Tanpa sengaja bertemu dalam sebuah
majelis, saya tidak dapat mengenalinya jika tidak disapa lebih dulu.
Wajahnya kini semakin manis, pakaiannya anggun menenteramkan kalbu, gaya
bicaranya sopan, halus dan santun. Saya terkagum dengan perubahan
dirinya, Subhanallah, ia kini telah menutup aurat, menjaga dirinya dari
korban budak mode, membungkus tubuhnya sebagai bentuk ketakwaan pada
Allah dan Rasul-Nya.
Di satu sisi lagi, saya dikejutkan oleh
pemandangan yang membuat mata saya panas, memerah dan pahit.
Kerongkongan saya tersekat. Seorang sahabat yang dulunya anggun dalam
balutan hijab, kini telah melanjangi kehormatannya. Kepala dan tubuhnya
menjadi tak bernilai karena hijabnya telah dia lepas, terkoyaklah iman
dan izzahnya. Astaghfirullah.
Dulu ketika lajang ia merupakan gadis
yang cantik, cerdas dan menyenangkan. Namun pernikahan telah merobek
iman yang dulu tersemat anggun dalam kuncup hatinya. Ia kini tampil
penuh percaya diri dengan busana seksi layaknya wanita jahiliyah, lepas
sudah hijabnya, robek dan jatuh kehormatannya sebagai wanita salehah.
Pemandangan nyata yang kontras, yang memiliki renungan dan hikmah. Maha benar apa yang Allah firmankan dalam Al-Qur'an:
“Barangsiapa yang Allah kehendahu kki
akan memberinya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya (memeluk
agama) islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya,
niscaya Allah menjadikannya dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia
sedang mendaki gunung…..” (Al-An’am 125).
“Sesungguhnya kamu tidak dapat
memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi
petunjuk pada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk” (Al-Qashash 56).
Betapa mahalnya sebuah hidayah.
Mempertahankan keistiqamahan hidayah membutuhkan perjuangan yang panjang
dan menguras airmata. Begitu pula bagi muslimah yang telah berkomitmen
menjadikan islam sebagai jalan hidupnya. Hendaknya memasukinya secara
kaffah dan sungguh-sungguh. Sesungguhnya gemerlap duniawi yang membuat
wanita menanggalkan hijab merupakan godaan musuh-musuh islam yang
menginginkan muslimah itu hancur, selanjutnya jika muslimah sudah hancur
dan terenggut imannya, sangat berpotensi menular pada orang sekitarnya.
Wanita yang menanggalkan hijab setelah
Allah meneteskan sepercik hidayah, tempatnya adalah neraka, dan tidak
layak berharap akan surga, karena dalam hadits shahih muslim Rasulullah
telah mengabarkan, wanita yang berpakaian tapi telanjang tidak akan
mencium bau surga. Sedangkan di dunia, akan menjadi bahan tertawaan
musuh-musuh islam yang gigih melunturkan iman muslimah melalui topeng
fashion. Renungan bagi muslimah, relakah anda dijadikan korban mode oleh
orang-orang yang menginginkan agama anda hancur?
Sudah selayaknya kita sebagai wanita
muslimah melepaskan belenggu perbudakan modern yang tersembunyi dibalik
fashion. Sudah sepantasnya pula kita memerdekakan diri dari penjajahan
mode yang memancing wanita berlomba-lomba tampil cantik secara
lahiriyah, tetapi lupa untuk mempercantik batiniyah. [voa-islam.com]