UNDERGROUND TAUHID–“Mencintai” adalah salah satu fitrah yang dimiliki
oleh manusia. Tidak ada satupun didunia ini yang tidak pernah mencintai
sesuatu dalam hidupnya. Dalam proses berlangsungnya tindakan mencintai
ini ada sebuah aksi yang menjadi bentuk atau implementasi dari kecintaan
seseorang, yang mana hal tersebut sering kita kenal dengan istilah
“pengorbanan”.
Diluar sana, banyak manusia yang salah dalam meletakkan posisi urutan
anugerah cinta yang diberikan Allah Ta’ala ini. Secara tidak kita
sadari, diri kita atau bahkan orang-orang terdekat kita lebih sering
mengimplementasikan kecintaan kepada sesuatu yang bukan prioritas utama
untuk dicintai, atau bahkan sama sekali tidak masuk dalam daftar urutan
hal-hal yang seharusnya kita cintai dalam kehidupan ini. Hal ini juga
memberikan dampak yang mencolok ketika akhirnya orang tersebut rela
berkorban demi apa-apa yang dia cintai.
Dalam hal ini, mungkin penulis tak akan memberikan urutan satu
persatu dalam memilih prioritas hal-hal yang seharusnya kita cintai,
namun penulis akan lebih menekankan dua hal, yaitu: Pertama, ketika kita
mengimplementasikan anugerah cinta yang diberikan oleh Allah Ta’ala,
maka sesungguhnya Allah-lah yang paling berhak mendapatkan urutan yang
nomor satu. Kedua, ketika kita mencintai hal-hal yang lain didalam
kehidupan kita, maka tidak ada motif lain selain untuk lebih menambah
cinta kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
The Means of Sacrifice
Dua statement diatas merupakan statement yang saya rasa tidak mungkin
disangkal oleh siapapun. Semua telah sepakat statement itulah yang
seharusnya kita yakini dan kita lakukan. Namun pertanyaannya: apakah hal
itu telah benar-benar diimplementasikan dengan bentuk pengorbanan yang
tinggi? Bosan sudah kita mendengar ucapan bahwa kita beriman, cinta
kepada Allah Rabb semesta alam, namun tidak ada sedikitpun pengorbanan
yang dilakukan demi tegaknya agama ini! Bosan sudah kita tahu orang yang
mengaku muslim dan melakukan shalat, zakat, dan puasa namun tidak
tergerak panggilan dakwah sedikitpun dalam hatinya ketika melihat umat
Islam di tempat lain dihinakan, direndahkan dan semakin lama semakin
terpuruk wajah Islam didunia ini karena fitnah! Lewat apa lagi untuk
selain dengan pengorbanan?!
Sebagai seorang muslim, pengorbanan untuk membela agama Allah
merupakan suatu kewajiban yang mutlak dan tidak bisa ditawar! Terlebih
disaat kondisi umat ini sedang mengalami krisis akibat fitnah. Begitu
pentingnya pengorbanan ini dilakukan, karena darimana lagi agama ini
tertolong selain karena hal itu. DR. Raghib As-Sirjani, seorang tokoh
muslim dari Mesir, pernah berkata dalam sebuah bukunya bahwa tidak akan
terjadi lagi peristiwa seperti ketika Allah mengirimkan burung Ababil
untuk meluluhlantakkan tentara gajah di Mekkah dahulu. Jika umat ini
ingin menang dan mengembalikan harga dirinya dihadapan umat lainnya maka
satu-satunya cara adalah dengan menolong agama mulia ini dengan jiwa
dan harta kita. Jadi, apalagi selain pengorbanan yang mesti kita
lakukan?
—
Dalam definisi terminologinya, pengorbanan bisa berarti: “Rela melakukan usaha yang berat dan tidak mengenakkan di awal, dengan harapan untuk mendapat hal besar pada akhirnya”.
Dari sini kita bisa melihat bahwa, sesungguhnya setiap pengorbanan itu
mengharapkan hasil yang menyenangkan diakhir. Sehingga setiap orang
tidak akan mungkin mau melakukan pengorbanan yang besar tanpa tahu apa
yang akan dia dapatkan di akhir pengorbanannya.
Jika umat Islam melakukan pengorbanan untuk membela/menolong
agamanya, maka sudah pasti Allah akan menjanjikan ‘hadiah’ yang sangat
besar sesudahnya. Janji Allah Ta’ala tersebut tidak bisa disetarakan
dengan janji-janji biasa yang sering kita dengar antar sesama manusia,
namun ini adalah janji yang dilakukan oleh Sang Pencipta, Allah Rabb
semesta alam, yang pasti ditepati.
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad:7)
The Shapes of Sacrifice
Jika kita sudah faham betul bahwa pengorbanan merupakan bentuk
implementasi dasar atas kecintaan seseorang terhadap Rabb-nya, maka
pertanyaan berikutnya adalah; dalam bentuk apa saja pengorbanan itu
dilakukan? Apa saja yang bisa dikategorikan sebagai bentuk pengorbanan?
Pengorbanan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk aksi. Bisa berupa
pengorbanan-pengorbanan kecil, bisa juga berupa pengorbanan-pengorbanan
yang besar. Aksi atau bentuk implementasi dari pengorbanan bisa
diindikasi jika setiap aksi tersebut memiliki orientasi meninggikan
kalimat-kalimat Allah, dan menempatkan urusan agama ini menjadi
prioritas dalam kehidupannya di atas urusan-urusan lainnya. Ketika
melakukan semua itu disertai dengan kesiapan mengalami proses yang
sangat berat, maka aktifitas atau aksi tersebut sudah bisa dikategorikan
dalam bentuk pengorbanan.
Ketika seorang muslim yang pas-pasan dihadapkan dalam
kondisi dimana dia harus memilih antara membeli buku baru, makan makanan
‘enak’, membeli baju, dll atau menundanya lebih dahulu karena uang
tersebut untuk disumbangkan kepada muslim Palestina yang sedang diserang
oleh Israel, bisa dikatakan sebagai pengorbanan. Meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran dengan duduk di depan PC sambil browsing isu-isu
dunia Islam dengan tujuan berdakwah Lillahita’ala, maka itu
juga bisa dikategorikan sebagai pengorbanan. Bela-belain jauh-jauh harus
pergi ke majelis taklim atau halaqoh ilmu padahal cuaca sangat panas
atau hujan, bisa juga dibilang pengorbanan. Sebagai seorang ibu yang
fokus mendidik anak-anaknya dengan baik dan ikhlas dirumah dengan
harapan suatu hari kelak anak-anaknya menjadi anak yang soleh dan
solehah yang berjuang dijalan Allah, maka itu juga bentuk pengorbanan.
Bahkan menahan diri untuk tidak mengkonsumsi produk-produk AS-Israel
sebagai bentuk pemboikotan kita terhadap kekejaman zionis bisa pula
dikategorikan sebagai bentuk pengorbanan. Semakin berat itu kita
lakukan, maka semakin besar pula arti pengorbanan itu bagi Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam
[Curhat Mingguan, Abu Hafizh]
Entri Populer
-
JurnalGhurabba-Valentine day tinggal beberapa hari lagi. Banyak orang yang sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya demi menyambut hari y...
-
Di dalam Risalah Tabukiyah , Imam Ibnul Qoyyim membagi hijrah menjadi 2 macam. Pertama, hijrah dengan hati menuju Alloh dan Rosul-Nya. Hijra...
-
40 Hadist - Hadist Tentang Akhir Zaman 1. JANGAN MUDAH MENYALAHKAN ORANG LAIN Dari AbuHurairah Ra., bahwasanya Rasullullah Shallallahu ‘...