Entri Populer

21 Januari 2012

Implementasi Kecintaan

UNDERGROUND TAUHID–“Mencintai” adalah salah satu fitrah yang dimiliki oleh manusia. Tidak ada satupun didunia ini yang tidak pernah mencintai sesuatu dalam hidupnya. Dalam proses berlangsungnya tindakan mencintai ini ada sebuah aksi yang menjadi bentuk atau implementasi dari kecintaan seseorang, yang mana hal tersebut sering kita kenal dengan istilah “pengorbanan”.
Diluar sana, banyak manusia yang salah dalam meletakkan posisi urutan anugerah cinta yang diberikan Allah Ta’ala ini. Secara tidak kita sadari, diri kita atau bahkan orang-orang terdekat kita lebih sering mengimplementasikan kecintaan kepada sesuatu yang bukan prioritas utama untuk dicintai, atau bahkan sama sekali tidak masuk dalam daftar urutan hal-hal yang seharusnya kita cintai dalam kehidupan ini. Hal ini juga memberikan dampak yang mencolok ketika akhirnya orang tersebut rela berkorban demi apa-apa yang dia cintai.
Dalam hal ini, mungkin penulis tak akan memberikan urutan satu persatu dalam memilih prioritas hal-hal yang seharusnya kita cintai, namun penulis akan lebih menekankan dua hal, yaitu: Pertama, ketika kita mengimplementasikan anugerah cinta yang diberikan oleh Allah Ta’ala, maka sesungguhnya Allah-lah yang paling berhak mendapatkan urutan yang nomor satu. Kedua, ketika kita mencintai hal-hal yang lain didalam kehidupan kita, maka tidak ada motif lain selain untuk lebih menambah cinta kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
The Means of Sacrifice
Dua statement diatas merupakan statement yang saya rasa tidak mungkin disangkal oleh siapapun. Semua telah sepakat statement itulah yang seharusnya kita yakini dan kita lakukan. Namun pertanyaannya: apakah hal itu telah benar-benar diimplementasikan dengan bentuk pengorbanan yang tinggi? Bosan sudah kita mendengar ucapan bahwa kita beriman, cinta kepada Allah Rabb semesta alam, namun tidak ada sedikitpun pengorbanan yang dilakukan demi tegaknya agama ini! Bosan sudah kita tahu orang yang mengaku muslim dan melakukan shalat, zakat, dan puasa namun tidak tergerak panggilan dakwah sedikitpun dalam hatinya ketika melihat umat Islam di tempat lain dihinakan, direndahkan dan semakin lama semakin terpuruk wajah Islam didunia ini karena fitnah! Lewat apa lagi untuk selain dengan pengorbanan?!
Sebagai seorang muslim, pengorbanan untuk membela agama Allah merupakan suatu kewajiban yang mutlak dan tidak bisa ditawar! Terlebih disaat kondisi umat ini sedang mengalami krisis akibat fitnah. Begitu pentingnya pengorbanan ini dilakukan, karena darimana lagi agama ini tertolong selain karena hal itu. DR. Raghib As-Sirjani, seorang tokoh muslim dari Mesir, pernah berkata dalam sebuah bukunya bahwa tidak akan terjadi lagi peristiwa seperti ketika Allah mengirimkan burung Ababil untuk meluluhlantakkan tentara gajah di Mekkah dahulu. Jika umat ini ingin menang dan mengembalikan harga dirinya dihadapan umat lainnya maka satu-satunya cara adalah dengan menolong agama mulia ini dengan jiwa dan harta kita. Jadi, apalagi selain pengorbanan yang mesti kita lakukan?

Dalam definisi terminologinya, pengorbanan bisa berarti: “Rela melakukan usaha yang berat dan tidak mengenakkan di awal, dengan harapan untuk mendapat hal besar pada akhirnya”. Dari sini kita bisa melihat bahwa, sesungguhnya setiap pengorbanan itu mengharapkan hasil yang menyenangkan diakhir. Sehingga setiap orang tidak akan mungkin mau melakukan pengorbanan yang besar tanpa tahu apa yang akan dia dapatkan di akhir pengorbanannya.
Jika umat Islam melakukan pengorbanan untuk membela/menolong agamanya, maka sudah pasti Allah akan menjanjikan ‘hadiah’ yang sangat besar sesudahnya. Janji Allah Ta’ala tersebut tidak bisa disetarakan dengan janji-janji biasa yang sering kita dengar antar sesama manusia, namun ini adalah janji yang dilakukan oleh Sang Pencipta, Allah Rabb semesta alam, yang pasti ditepati.
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS. Muhammad:7)
The Shapes of Sacrifice
Jika kita sudah faham betul bahwa pengorbanan merupakan bentuk implementasi dasar atas kecintaan seseorang terhadap Rabb-nya, maka pertanyaan berikutnya adalah; dalam bentuk apa saja pengorbanan itu dilakukan? Apa saja yang bisa dikategorikan sebagai bentuk pengorbanan?
Pengorbanan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk aksi. Bisa berupa pengorbanan-pengorbanan kecil, bisa juga berupa pengorbanan-pengorbanan yang besar. Aksi atau bentuk implementasi dari pengorbanan bisa diindikasi jika setiap aksi tersebut memiliki orientasi meninggikan kalimat-kalimat Allah, dan menempatkan urusan agama ini menjadi prioritas dalam kehidupannya di atas urusan-urusan lainnya. Ketika melakukan semua itu disertai dengan kesiapan mengalami proses yang sangat berat, maka aktifitas atau aksi tersebut sudah bisa dikategorikan dalam bentuk pengorbanan.
Ketika seorang muslim yang pas-pasan dihadapkan dalam kondisi dimana dia harus memilih antara membeli buku baru, makan makanan ‘enak’, membeli baju, dll atau menundanya lebih dahulu karena uang tersebut untuk disumbangkan kepada muslim Palestina yang sedang diserang oleh Israel, bisa dikatakan sebagai pengorbanan. Meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dengan duduk di depan PC sambil browsing isu-isu dunia Islam dengan tujuan berdakwah Lillahita’ala, maka itu juga bisa dikategorikan sebagai pengorbanan. Bela-belain jauh-jauh harus pergi ke majelis taklim atau halaqoh ilmu padahal cuaca sangat panas atau hujan, bisa juga dibilang pengorbanan. Sebagai seorang ibu yang fokus mendidik anak-anaknya dengan baik dan ikhlas dirumah dengan harapan suatu hari kelak anak-anaknya menjadi anak yang soleh dan solehah yang berjuang dijalan Allah, maka itu juga bentuk pengorbanan. Bahkan menahan diri untuk tidak mengkonsumsi produk-produk AS-Israel sebagai bentuk pemboikotan kita terhadap kekejaman zionis bisa pula dikategorikan sebagai bentuk pengorbanan. Semakin berat itu kita lakukan, maka semakin besar pula arti pengorbanan itu bagi Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam
[Curhat Mingguan, Abu Hafizh]