Entri Populer

28 Januari 2012

SURAT TERBUKA UNTUK SANG ARTIS

بسم الله الرحمن الرحيم

Oleh: Dr.A'idh bin Abdullah Al-Qarni, M.A
Fiyatun Amanu Rabbihim (pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabbnya) Bagaimana Menjadikan Masa Muda Begitu Bermakna. [SURAT TERBUKA UNTUK SANG ARTIS Hal 183-190]


JurnalGhurabba - Di masa lalu, umat ini pernah menghasilkan banyak ulama, pemimpin besar, syuhada’ dan sastrawan. Ketika itu, Barat hanya bisa menghasilkan penyamun, penyeru kejahatan, penyeludup narkotika dan penjagal manusia.

Lalu, keadaan berubah

Jadilah umat ini   menghasilkan artis serta penyanyi. Jadilah barat yang menghasilkan inovator, penemu, dokter serta insiyur.

Lalu, apa yang telah diperbuat seni terhadap kita? Dan apa pula yang telah kita lakukan bersama-sama seni?

Keadaan umat ini telah berubah, sehingga menjadi terbelakang, padahal dulunya pernah memimpin dunia. Umat ini menjadi berada pada titik terendah, padahal dulunya berada pada puncak tertinggi. Umat ini menjadi bawahan, padahal dulunya memimpin.


Seorang penyair berkata :
“Begitu banyak “tangan” yang mengatur kita Padahal dulu kita yang mengaturnya Ada bangsa ynag menguasai kita Padahal dulu kita yang menguasainya”

Dalam hal ini, ada beberapa hal ikhwal seputar para artis:


Pertama, mereka mengistilahkan salah satunya sebagai “artis yang lagi naik daun”, padahal mereka sedang menurun. Mereka mengistilahkannya “sang bintang”, bintang yang sedang berkilau, padahal sebenarnya ia tanpa cahaya.

Berbagai media informasi menghidupi mereka dan menyalakan cahayanya pagi sore. Ketika itu, media informasi memadamkan cahaya para ulama, para penuntut ilmu dan dai-dai. Lalu apa yang dibawa seni untuk umat ini?


WAHAI KAUM MUSLIM WAHAI PARA CENDEKIAWAN WAHAI PARA PEMIKIR APAKAH SENI TELAH MENGENTAS KEMISKINAN, KETERBELAKANGAN, KELAPARAN, BID’AH DAN KHURAFAT DARI DUNIA ISLAM?



Apakah seni telah mengajarkan orang-orang yang tak berilmu baik di kota maupun desa?

Apakah mereka telah memberi makan orang-orang yang kelaparan itu, memberi pakaian kepada orang-orang yang telanjang itu serta memberikan minum orang-orang yang kehausan itu?

Apakah jutaan orang yang menghabiskan waktu dan biaya secara sia-sia telah memberikan andil dalam pembangunan masjid-masjid, sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit?

Apakah seni bisa mengembalikan Palestina kepada kita, sementara beribu-ribu orang islam berebutan mengelilingi sang artis pria masa kini dan sang artis wanita nomor wahid/Apakah seni bisa mengembalikan Andalusia (sekarang Spanyol)?

Apakah seni telah mengisinya dengan berbagai macam perangkat modern yang semuanya justru diimpor dari musuh kita?


Berbagai media informasi setiap hari selalu berkata, “Kabar gembira dengan munculnya sang artis yang sedang menanjak, yang datang membawa cahaya baru dengan seni dan suaranya yang merdu!” Suara merdu itu ALLAH yang menciptakan.


ALLAH  سبحنحا و تعال berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.”(At-Tin:4). Mujahid menafsiri, “yaitu suara yang indah.”


ALLAH-lah yang memberika suara indah itu, Apakah diberikan-Nya untuk orang-orang yang bercinta dan para penyanyi. Tidak, tetapi diberikan-Nya untuk hikmah. Suara itu seperti kekuatan tubuh, kekuatan ingatan, harta dan anak. Apabila tidak digunakan untuk menaati ALLAH, maka tidak terdapat kebaikan di dalamnya. Kelak seorang hamba akan dihisab (dihitung amal perbuatannya) berkaitan dengan hal itu.

Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda :

{لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ}

“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak melantunkan Al-Qur’an dengan suara indah.”(HR.Bukhari)

Maksudnya, menggunakan suara indahnya untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil (pelan-pelan dan memperhatikan tajwidnya).

Abu Musa رضي الله عنه indah suaranya, Suaranya bias begitu menawan hati. Lalu, apakah Nabi Muhammad menyuruhnya melantunkan beberapa syair cinta (picisan) dan komedi ? Tidak, namun Nabi menjadikan Abu Musa sebagai qari’ (pembaca Al-Qur’an).

Pada suatu malam Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berjalan, lalu mendengar suara Abu Musa. Nabi cukup lama berdiri mendengarkannya. Beliau bersabda, “Wahai Abu Musa, kamu benar-benar telah dikaruniai salah satu tembang keluarga Dawud. Kalaulah kamu melihatku kemarin sedang mendengarkan suaramu. “Kata Abu Musa, ‘Wahai Rasululllah, engkau benar-benar mendengar bacaanku?”

Nabi menjawab, “Benar, demi Rabb Yang diriku berada dalam tangan-Nya.” Abu Musa berkata, “Demi ALLAH Yang tidak ada Rabb selain Dia, wahai Rasulullah, kalaulah aku tahu engkau mendengarkanku, pasti suaraku benar-benar kuhias untukmu”. Artinya, kuperbagus, kuperindah dan kujadikan lebih mengagumkan.

Karena, suaranya yang bagus itu digunakan untuk membaca Kitabullah. Dengan suara itu, Al-Qur’an dibaca seacara tartil. Hanya untuk Kitabullah, bukan untuk yang lain.

Selanjutnya, Anda bisa menjawab pertannyaan saya : Apa pentingnya artis dalam kehidupan ini? Kalau insinyur, kita tahu jerih payahnya. Begitu juga halnya dokter, karyawan, pedagang, petani dan juga tentara. Pokoknya, selain artis. Adapun artis, saya tidak pernah tahu manfaat pekerjaannya kecuali utnuk merusak masyarakat, menghancurkan akhlak, menggelitik perasaan, membangkitkan nafsu, membuat orang suka berbuat nista, menodai kehormatan, mendekatkan kepada zina, serta melalaikan generasi harapan umat ini.

Seperti inilah tugas para artis dalam kehidpuan ini.

Lantas, siapa yang bertanggungjawab terhadap munculnya generasi artis yang terlena, terbuai, tidak mengetahui agama dan tugasnya dalam kehidupan ini?  Apakah ajaran yang dibawa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mencetak generasi demikian? Demi ALLAH, Nabi diutus hanya untuk mengokohkan negri-negri tauhid dan menyebarkan kemuliaan di dunia ini.

Darah kaum muslimin Palestina, di Afghanistan dan disetiap negri ALLAH tumpah, sementara musik dan nyanyian di negri-negri lainya dimainkan dan disanjung. Benarkah hal seperti ini ?

Seorang Penyair berkata :

“Darah orang-orang sholat di mihrab mengalir Kaum muslim tidak menghalangi Tak ada berita  Bila yang kalah jiwa berbangga dengan pyramid-pirami Kita, piramid-piramid kita Adalah Salman atau Umar Piramid-piramid kita dibangun Thaha (Muhammad  صلى الله عليه وسلم ) Penyangga-penyangganya wahyu dari Ar-Rahman bukaan tanah, bukan batu”.

Inilah piramid-piramid kita, inilah seni kita, inilah bintang-bintang kita: Abu Bakar, Umar, Ibnu Taimiyah, Malik Ahmad serta Ibnul Qayyim.

Sedangkan orang-orang yang terjerumus tadi bukanlah bintang-bintang umat islam. Mereka hanyalah kuli kenistaan dan perusak di negri Islam. Anda bisa menemukan sebagian mereka ada yang mencapai usia delapan puluh tahun dan masih bernyanyi.

Sementara, banyak di antara para ulama dan orang-orang shalih sudah memakai kain kafan di usia mereka yang keenampuluh. Sufyan Ats Tsauri berkata, “Barangsiapa yang diberikan ALLAH usia sampai enampuluh atahun, maka hendaklah orang itu memakai kain kafan dan bersiap-siap masuk kubur.”

Karenanya, orang yang paling pantas dihormati adalah orang-orang yang mempersembahkan ilmu pengetahuan dan memberi kontribusi bagi manusia. Mereka menyejahterahkan manusia lewat kesungguhannya. Mempertahankan kemaslahatan manusia serta berusaha mewujudkan perdamaian hakiki di muka bumi. Mereka juga menolak berbagai kriminalitas dan kenistaan dari kehidupan umat ini.

Mereka inilah orang-orang yang lebih pantas dihormati dan dimuliakan. Bukan orang-orang yang terjerumus, bukan golongan-golongan yang berbuat sia-sia, bukan pula ribuan orang yang berada di auditorium menyanjung para artis dan bertepuk tangan untuk mereka.

Ribuan orang itu menyia-nyiakan malam dan sholat, tidak pernah menghadiri pengajian dan ceramah-ceramah agama. Tidak pernah sholat jum’at, apalagi sholat berjamaah.

Beberapa contoh ungkapan/nyayian yang merusak.

1.Di beberapa lagu yang disebutkan Ibnul Jauzi dalam Shaid Al-Khatir salah seorang diantara mereka mengungkapkan :

“Oh, wahai Rabbku Kau cipta dahan-dahan tumbuhan, kelopak mata jelita Dan bukit pasir Kau larang hamba-hamba-Mu jatuh cinta Oh, wahai Sang Hakim Keadilan Sang Pemilik hukum yang adil”

Si penyair berkata, “Ya Rabb, mengapa Kau menciptakan dahan-dahan pohon yang indah itu? Mengapa Kau menciptakan kelopak-kelopak mata yang indah dan bolamata yang hitam melenakan? Mengapa Kau menciptakan buah dada dan pipi, kemudian Kau larang kami melhatnya dan jatuh cinta. Ini tidak adil dan bukan suatu keadilan.”

Para ulama berkata, “Barangsiapa yang mengatakan hal seperti ini dan menyakininya, berarti telah kafir dan keluar dari Islam.”


2.Ada yang lain lagi. Seseorang ini berada di samping makam untuk berdoa. Sbelumnya orang-orang berkata, “Bertaubatlah dari hawa nafsu!” NAmun ia mengungkapkan:

“Kubertaubat kepada-Mu Ya Rahman Dari nista diriku Karena telah banyak dosa-dosaku Sedangkan untuk mendambakan Laila Dan tidak lagi menyanjunginya Maka aku tidak bias bertaubat”.

Para ulama berkata, “Barangsiapa yang memerangi ALLAH walaupun dengan dosa kecil dan tetap melakukannya, maka ia adalah orang yang zalim.” ALLAH  سبحنحا و تعال berfirman : “Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”(AL-hujurat:11)

3.Seseorang yang dulu merupakan seorang pujangga, pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah dan haji. Namun, kebaikannya belum sempurna. Maka ketika ia melihat seorang gadis di dekat sumur Zamzam, lidahnya fasih mengucapkan :

“Berdirilah untuk bertawaf Pasti akan anda lihat Asmara orang yang yang berihram Orang yang naik haji itu Telah menunaikan ibadah haji Dan kemblai menginginkan Zamzam Kalaulah Baitullah bias bicara Dengan sang pecinta Tentang hali ini Hampir saja ia bicara”.

Inilah ungkapan pujangga-pujanga dulu. Ulama salaf telah meminta pencipta bait-bait di atas bertaubat. Bait-bait itu belumlah sampai pada tingkat kekafiran. Lalu apa yang dilakukan ulama-ulama salaf itu kalau mereka mendengar beberapa ungkapan artis-aris masa kini. Salah seorang di artis-artis itu mengungkapkan :

“Sumpah….Demi senyummu yang begitu menawa hati itu”.

Padahal, sumpah dengan menyebut selain ALLAH itu tidak boleh, bahkan syirik.

SEMOGA BERMANFAAT
barakallaahu fiykum

Sumber : http://nur-muslim.blogspot.com/2011/06/oleh-dr.html